Jurusan Kuliah Keren, Tapi Sulit Dapat Kerja
Jurusan Kuliah Keren, Tapi Sulit Dapat Kerja-Foto: IST -
SUMATERAEKSPRES.ID – Di tengah semangat para calon mahasiswa memilih jurusan kuliah, tak jarang keputusan itu didasarkan pada prestise atau citra keren yang melekat.
Sayangnya, ekspektasi tidak selalu sejalan dengan realita dunia kerja.
Sejumlah jurusan memang tampak memesona di atas kertas, tetapi lulusan-lulusannya justru menghadapi jalan terjal dalam meniti karier.
BACA JUGA:PKP: Jurusan Strategis dengan Masa Depan Cerah yang Masih Terabaikan
BACA JUGA:14 Jurusan Kuliah Paling Diminati Mahasiswa Indonesia
1. Seni Rupa: Ketika Karya Tak Selalu Dibayar Setimpal
Jurusan Seni Rupa kerap diasosiasikan dengan kebebasan berekspresi dan kreativitas tanpa batas.
Namun, fakta di lapangan tak semanis idealismenya. Banyak lulusan yang kesulitan menjual karya atau sekadar bertahan hidup dari dunia seni.
Tanpa akses modal dan jaringan pasar, mereka akhirnya beralih ke sektor lain seperti desain grafis atau ilustrasi komersial.
BACA JUGA: 20 Jurusan Kuliah Langganan Masuk PT Pertamina, Siap-Siap Dilirik Perusahaan Migas Ini Sebelum Lulus
BACA JUGA:Mau Kerja di Luar Negeri dengan Gaji Fantastis, Ini 10 Jurusan Kuliah Wajib Kamu Ambil
Meski ada segelintir yang berhasil menembus pasar seni dengan harga miliaran, mayoritas justru berjuang dalam kesunyian. Kompetisi ketat dan pasar yang sempit membuat jurusan ini menjadi pilihan yang riskan jika tidak dibarengi strategi matang.
2. Teknik Elektro: Gelar Mentereng, Prospek Membingungkan
Teknik Elektro sering digadang sebagai jurusan "elit" dalam rumpun teknik. Namun banyak lulusan yang tidak bekerja sesuai bidang keilmuannya. Tak sedikit yang beralih ke pekerjaan umum seperti customer service atau administrasi perkantoran.
Minimnya spesialisasi praktis membuat lulusan elektro sulit bersaing dengan teknisi non-akademik di dunia kerja nyata. Bahkan untuk urusan perbaikan alat rumah tangga, masyarakat lebih mengandalkan tukang servis ketimbang sarjana elektro.
Realita ini memunculkan pertanyaan besar soal relevansi kurikulum dengan kebutuhan lapangan.
