GAK NYANGKA! Sebagian Emas Puncak Monas Berasal dari Desa Kecil di Bengkulu, Dulu Bagian dari Provinsi Sumsel

Reporter: Rian Sumeks |

Editor: Rian Sumeks |

Kamis , 17 Apr 2025 - 13:35

Emas di Puncak Monas Ternyata dari Sumsel, Dulunya Desa Kecil di Bengkulu!-Foto: IST-

SUMATERAEKSPRES.ID – Tidak banyak yang tahu, ternyata Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) memiliki andil dalam megahnya Tugu Monumen Nasional (Monas) di Jakarta.

Kontribusi tersebut datang dari wilayah yang saat itu masih menjadi bagian administratif Sumsel, yakni Bengkulu.

Monas, yang dibangun atas prakarsa Presiden Soekarno pada 17 Agustus 1961, memiliki puncak yang diselimuti emas murni.

Sebagian emas tersebut ternyata berasal dari Desa Lebong Tandai, Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara—sebuah kawasan yang dulunya dikenal sebagai pusat pertambangan emas di era penjajahan Belanda.

Dokumen Lama Ungkap Sumbangan Emas ke Bung Karno

Sebuah dokumen kuno yang belakangan ramai diperbincangkan di media sosial menyebutkan bahwa Bengkulu pernah menyumbangkan emas murni seberat 3.000,20 gram atau sekitar 3 kilogram lebih kepada Presiden Soekarno.

Emas tersebut digunakan secara khusus untuk membuat simbol api obor di puncak Monas.

“Daerah Bengkulu pernah ikut menyumbang emas murni seberat 3.000,20 gram kepada Bung Karno, Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi, untuk kepentingan revolusi Indonesia. Emas tersebut dibuat menjadi simbol api obor di Puncak Monas di Ibukota Jakarta,” demikian kutipan isi dokumen tersebut.

Pada masa itu, Bengkulu masih merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Selatan.

Hal ini menegaskan bahwa kontribusi Sumsel terhadap kemegahan Monas bukanlah isapan jempol belaka, melainkan fakta sejarah yang terlupakan oleh zaman.

Potensi Tambang Emas Raksasa di Sumatera Selatan dan Bengkulu

gak nyangka! sebagian emas puncak monas berasal dari desa kecil di bengkulu, dulu bagian dari provinsi sumsel                            sumateraekspres.id – tidak banyak yang tahu, ternyata provinsi sumatera selatan (sumsel) memiliki andil dalam megahnya tugu monumen nasional (monas) di jakarta.
kontribusi tersebut datang dari wilayah yang saat itu masih menjadi bagian administratif sumsel, yakni bengkulu.
monas, yang dibangun atas prakarsa presiden soekarno pada 17 agustus 1961, memiliki puncak yang diselimuti emas murni.
sebagian emas tersebut ternyata berasal dari desa lebong tandai, kecamatan napal putih, kabupaten bengkulu utara—sebuah kawasan yang dulunya dikenal sebagai pusat pertambangan emas di era penjajahan belanda.
baca juga:deretan beasiswa untuk calon mahasiswa baru 2025: peluang emas meraih pendidikan tinggi
baca juga:harga emas tembus rp10,5 juta per suku, catat rekor termahal pasca-idulfitri 2025
dokumen lama ungkap sumbangan emas ke bung karno
sebuah dokumen kuno yang belakangan ramai diperbincangkan di media sosial menyebutkan bahwa bengkulu pernah menyumbangkan emas murni seberat 3.000,20 gram atau sekitar 3 kilogram lebih kepada presiden soekarno.
emas tersebut digunakan secara khusus untuk membuat simbol api obor di puncak monas.
“daerah bengkulu pernah ikut menyumbang emas murni seberat 3.000,20 gram kepada bung karno, presiden/panglima tertinggi/pemimpin besar revolusi, untuk kepentingan revolusi indonesia. emas tersebut dibuat menjadi simbol api obor di puncak monas di ibukota jakarta,” demikian kutipan isi dokumen tersebut.
pada masa itu, bengkulu masih merupakan bagian dari provinsi sumatera selatan.
hal ini menegaskan bahwa kontribusi sumsel terhadap kemegahan monas bukanlah isapan jempol belaka, melainkan fakta sejarah yang terlupakan oleh zaman.
baca juga:usung visi misi jadul, siap adu gagasan emass vs madani di debat publik psu pilkada empat lawang
baca juga:deretan beasiswa untuk calon mahasiswa baru 2025: peluang emas meraih pendidikan tinggi
potensi tambang emas raksasa di sumatera selatan dan bengkulu
mengutip laporan dari situs rbtv.disway.id, hasil penelitian yang dilakukan oleh pt perisai prima utama bersama pt berrick service internasional (australia) pada tahun 2005 menemukan adanya potensi besar tambang emas di wilayah sumatera bagian selatan.
potensi ini tersebar di empat kabupaten, yakni kabupaten seluma, kabupaten bengkulu selatan, kabupaten kaur (ketiganya di provinsi bengkulu), dan kabupaten empat lawang di provinsi sumatera selatan.
kawasan tersebut secara keseluruhan mencakup wilayah seluas 240.000 hektare, dengan titik emas terbesar berada di kabupaten seluma.
menurut sudarman, kepala dinas lingkungan hidup kabupaten seluma saat konten ini dimuat rbtv, wilayah tersebut bahkan memiliki potensi yang disebut-sebut melebihi tambang emas freeport di papua.
“iya, dari hasil penelitian tahun 2005, ada potensi emas mencakup empat kabupaten. tapi yang terbesar ada di kabupaten seluma, bengkulu,” ungkap sudarman.
baca juga:harga emas terus meroket tembus rp10 juta per suku, diprediksi terdampak kebijakan as
baca juga:wow, harga tembus rp10 juta per suku, warga tetap berburu emas untuk investasi dan persiapan pernikahan
wilayah tambang emas di kabupaten seluma terletak di kawasan bukit barisan yang termasuk dalam hutan lindung.
luasnya mencapai 31.000 hektare, meliputi kecamatan semidang alas, ulu talo, hingga desa lubuk resam di kecamatan seluma utara.
potensi emas di sana ditaksir mencapai 2 juta onstroy, ditambah kandungan perak sebanyak 2,7 juta onstroy.
para tokoh adat menggambarkan kabupaten seluma layaknya seorang kakek tua yang menggembala ribuan kerbau—hidup dalam kesederhanaan.
namun menyimpan kekayaan luar biasa dari sumber daya alamnya yang belum tergarap maksimal.
monumen nasional: ikon perjuangan bangsa di jantung jakarta
monumen nasional, atau yang lebih dikenal dengan monas. monumen ini menjulang setinggi 132 meter di kawasan strategis lapangan merdeka, kecamatan gambir, jakarta pusat.
monas bukan sekadar struktur arsitektural megah, melainkan penanda penting sejarah perjalanan bangsa indonesia dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.
dibangun atas gagasan presiden pertama republik indonesia, soekarno, monas menjadi wujud nyata dari semangat nasionalisme dan kebanggaan bangsa.
perjalanan sejarah monas
monumen ini resmi dimulai pembangunannya pada tanggal 17 agustus 1961, bertepatan dengan peringatan hari kemerdekaan ke-16 republik indonesia.
peresmiannya dilakukan langsung oleh presiden soekarno, yang juga dikenal sebagai tokoh proklamator kemerdekaan.
setelah lebih dari satu dekade dalam tahap konstruksi dan penyempurnaan, monas akhirnya dibuka untuk umum pada 12 juli 1975.
sejak saat itu, monumen ini menjadi destinasi wisata sejarah dan edukasi yang populer, baik bagi masyarakat lokal maupun turis mancanegara.
keindahan arsitektur dan simbolisme
monas dirancang oleh dua arsitek kebanggaan indonesia, yakni frederich silaban dan r.m. soedarsono. desain monumen mengusung filosofi perjuangan dan semangat rakyat indonesia.
salah satu elemen yang paling mencolok adalah puncak monas yang berbentuk "lidah api" atau "nyala api abadi", sebagai lambang semangat tak pernah padam dalam memperjuangkan kemerdekaan. api tersebut dilapisi oleh emas murni seberat kurang lebih 50 kilogram, yang menambah nilai artistik dan simboliknya.
lebih dari sekadar monumen
monas tidak hanya menjadi simbol kebangsaan, tetapi juga berfungsi sebagai pusat edukasi sejarah. di bagian bawah monumen, pengunjung dapat menjelajahi museum sejarah nasional, yang menyajikan diorama lengkap tentang perjalanan panjang bangsa indonesia — mulai dari zaman prasejarah, masa kerajaan-kerajaan nusantara, era penjajahan, hingga perjuangan kemerdekaan.
museum ini menjadi ruang refleksi sekaligus pembelajaran, mengajak pengunjung memahami betapa panjang dan berdarah-darahnya proses menuju kemerdekaan yang kini dinikmati bersama.
hingga hari ini, monumen nasional tetap menjadi ikon utama jakarta dan indonesia. monas menjadi pusat berbagai perayaan nasional, tempat berkumpul warga di hari-hari besar, serta destinasi favorit pelajar dan wisatawan yang ingin menapaki jejak sejarah bangsa.
dengan segala keindahan, makna simbolik, dan nilai sejarahnya, monas akan terus berdiri sebagai pengingat akan pentingnya menjaga semangat persatuan dan menghargai perjuangan para pahlawan.