PDI Perjuangan Gelar Turnamen Catur sebagai Jawaban atas Isu Pemalas
PDI Perjuangan Gelar Turnamen Catur sebagai Jawaban atas Isu Pemalas-Foto: IST -
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Di tengah stigma lama yang kerap melekat pada anak muda zaman sekarang lekat dengan gadget, minim gerak, dan sering kali dicap pemalas, DPD dan DPP PDI Perjuangan justru hadir membawa narasi berbeda.
Bertempat di Palembang, mereka menggelar sebuah turnamen catur terbuka yang tak hanya menyita perhatian warga, tetapi juga menyentuh sisi edukatif yang selama ini jarang dibicarakan.
Turnamen yang dibuka untuk dua kategori, yaitu umum dan junior, menjadi ajang yang menggabungkan sportivitas, strategi, dan nilai-nilai pembinaan karakter. Ketua pelaksana, Ryonaldo Juliantino, S.Kom, menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya soal menang dan kalah, tetapi lebih pada bagaimana mengasah otak dan membangun mental generasi muda.
BACA JUGA:Manfaatkan Headset, Oknum Pecatur Berbuat Curang
“Catur adalah olahraga berpikir. Di balik tiap bidak yang digerakkan, tersimpan latihan analisis, ketenangan, dan strategi jangka panjang. Justru ini adalah lawan dari kemalasan,” ujar Ryonaldo, didampingi oleh sekretaris panitia H. Darmawan.
Antusiasme peserta pun luar biasa. Tercatat hampir 100 orang mendaftar, meskipun panitia akhirnya harus membatasi jumlah peserta karena keterbatasan ruang.
Untuk kategori umum, hanya 70 orang yang bisa diterima, sementara kategori junior diisi oleh 30 peserta.
BACA JUGA:Menengok Kondisi Akademi Catur Sumatera Selatan saat Ini, Banyak Rusak, Andalkan Donasi Komunitas
BACA JUGA:Kejuaraan Catur Cepat Piala Percasi Lahat: Momen Kompetisi dan Pemasyarakatan Catur
Catur: Olahraga Senyap yang Sarat Makna
Catur bukan olahraga yang mengandalkan fisik. Tapi justru di balik kesunyiannya, tersimpan keaktifan pikiran yang luar biasa.
Melalui kompetisi ini, panitia ingin menghapus stigma bahwa bermain catur adalah kegiatan pasif atau hanya untuk mereka yang malas bergerak.
“Kami ingin anak-anak bisa melihat bahwa catur adalah alternatif menarik dari bermain gadget. Ini membentuk karakter, mengasah daya pikir, dan membangun daya tahan terhadap tekanan,” tambah Ryonaldo.
Tidak hanya itu, ia juga berharap lewat kegiatan semacam ini, anak-anak Palembang bisa melihat dunia olahraga dari sudut pandang yang berbeda: bukan hanya fisik, tapi juga mental dan intelektual.
