Transformasi Digital CIMB Niaga: Inovasi untuk Semua Kalangan yang Menggerakkan Negeri
Di salah satu sudut, tampak dua nasabah tengah dibantu proses pembukaan rekening digital. -IST-
“Tak kalah penting adalah sinergi regulator, perbankan, dan industri fintech menjadi kunci agar sistem pembayaran digital tidak hanya tumbuh cepat, tetapi juga aman dan inklusif,”
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumsel Arifin Susanto mengapresiasi inovasi CIMB Niaga yang membuka Digital Lounge di Palembang Icon Mall.
Layanan ini menghadirkan berbagai produk digital banking yang memudahkan nasabah bertransaksi dengan waktu lebih fleksibel dan efisien.
“Dari 44 bank umum dan 27 BPR/BPR Syariah di wilayah Sumsel dan Bangka Belitung, baru CIMB Niaga yang membuka layanan digital modern ini,” ujar Arifin.
Arifin menilai inovasi ini sejalan dengan upaya OJK meningkatkan inklusi keuangan.
Pasalnya, berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022, tingkat literasi keuangan Indonesia mencapai 49,68%, sedangkan tingkat inklusi keuangan sudah mencapai 85,10%.
Angka ini naik dibanding 2019 yang mencatat literasi 38,03% dan inklusi 76,19%.
Sementara tingkat inklusi di Sumsel, kata dia, tingkat inklusi keuangan berada di atas 80%, sedangkan literasi keuangan baru sekitar 46–47%.
Artinya, masih ada kesenjangan antara masyarakat yang sudah memiliki akses ke layanan keuangan dengan pemahaman terhadap produk keuangan yang digunakan.
“Inovasi Digital Lounge CIMB Niaga ini bisa menjadi jawaban untuk mempersempit kesenjangan tersebut,” jelas Arifin.
Branch Area Head Sumatera Area V CIMB Niaga, Lianto mengatakan, pihaknya sangat memahami kebutuhan nasabah apalagi di era digitalisasi.
“Mengimbangi itu, kami terus berinovasi dan menjawab tantangan dengan menghadirkan berbagai layanan digital yang tidak hanya memudahkan nasabah, tetapi juga mendorong efisiensi transaksi bisnis hingga keseharian masyarakat,”
Lianto mengungkapkan, secara nasional, kinerja CIMB Niaga sepanjang Semester I/2025 mencatatkan angka positif dengan total aset Rp357 triliun, penyaluran kredit Rp240 triliun, serta dana pihak ketiga (DPK) sekitar Rp290 triliun dengan porsi CASA di atas 65 persen.
Kemudian, kata dia, laba bersih konsolidasi tercatat Rp3,5 triliun, sedangkan transaksi digital terus mendominasi hingga 97 persen dengan nilai lebih dari Rp4.200 triliun.
“Dari total transaksi digital tersebut didukung 7,5 juta lebih pengguna OCTO Mobile. Ini menunjukkan perubahan kebiasaan masyarakat dari konvensional ke digital transaksi,” papar dia.
