Transformasi Transportasi Listrik di Jakarta 2025: Menjawab Tantangan Mobilitas Urban
Kehadiran armada listrik tidak hanya menandai perubahan teknologi, tetapi juga menunjukkan pergeseran budaya menuju gaya hidup kota yang lebih berkelanjutan.-Foto: sumateraekspres.id-
Transformasi tak berhenti di bus Transjakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga mengoperasikan sekitar 300 mobil listrik yang mendukung layanan publik.
Kendaraan ini digunakan untuk transportasi komunitas di wilayah padat, antar-jemput lansia dan penyandang disabilitas, hingga mobil dinas ramah lingkungan.
Langkah ini memperluas akses transportasi berbasis listrik ke wilayah yang belum terlayani jalur Transjakarta, sekaligus memberi solusi mobilitas yang lebih personal dan fleksibel.
BACA JUGA:Tutorial Membuat Tren Foto Miniatur AI, Warganet Ubah Selfie Jadi Figur Koleksi Digital
BACA JUGA:Tingkat Kelulusan UKPPPG Tinggi, Ini Dia Data Lengkapnya
Infrastruktur Penguat Ekosistem
Keberhasilan transportasi listrik bergantung pada infrastruktur pendukung. Jakarta telah menyiapkan:
-
Stasiun pengisian cepat di terminal dan halte utama
-
Integrasi moda dengan MRT, LRT, dan sepeda listrik
-
Aplikasi digital untuk pelacakan armada, pemesanan layanan, hingga laporan insiden
Inisiatif ini memastikan kendaraan listrik beroperasi optimal dalam sistem transportasi yang saling terhubung.
Visi Jakarta: Netral Emisi 2050
Elektrifikasi transportasi menjadi bagian dari visi besar Jakarta:
-
50% armada Transjakarta berbasis listrik pada 2027
-
100% armada listrik pada 2030
-
Net Zero Emission pada 2050, selaras dengan target global yang disampaikan di forum internasional
Lebih dari sekadar teknologi, transformasi ini berkaitan dengan keadilan lingkungan dan peningkatan kualitas hidup. Udara bersih, perjalanan tenang, serta ruang kota yang lebih manusiawi adalah warisan yang ingin dibangun untuk generasi mendatang.
