Kadinkes Kota Palembang, dr Hj Fenty Aprina MKes yang diberikan kesempatan paparan mengungkapkan dalam lomba inovasi kali ini, pihaknya lebih menonjolkan pada aplikasi Kendalikan Stunting menuju Palembang Maju, Berkelanjutan, Sejahtera dan Internasional (Keting Musi) yang sudah dimulai sejak tahun 2024 berbasis teknologi digital bekerjasama dengan Diskominfo Kota Palembang.
Ini berawal dan inovasi ini, dari tulisan tangan dan dari kata keting yakni kaki dan bergerak dengan satu kaki. Namun sejalan dengan waktu, kakinya menjadi lebih banyak dan ini sejalan dengan program RPJMT Kota Palembang 2045.
Nah, ini terjadi terintegrasi dan berkolaborasi diawali dengan diukur tinggi badan dengan umur. Stunting ini akan masuk ke dalam data anak stunting dan masuk ke dalam aplikasinya Si Cantik. Dengan lima user, baik puskesmas, kecamatan dan kelurahan.
“Nantinya petugas akan mendatangi penderita stunting yang jua sudah didata. Pendataan berdasarkan ke alamat penderita. "Nantinya terintegrasi ini agar bisa melakukan intervensi dalam upaya mengatasi stunting," papar Fenty.
Setelah meng-entry termasuk penyebab anak stunting dari perekonomian suami tidak kerja dan kurang asupan makanan bergizi. Baru di situ akan divalidasi oleh puskesmas baru di situ akan dinotikasi ke dinas terkait untuk bisa dilakukan intervensi ke orangtua serta faktor lainnya termasuk penggerak PKK di dalam pemberian makanan tambahan untuk anak tersebut.
BACA JUGA:Inovasi Rumah PASTI, Kemandirian Pangan Warga Lahat Ubah Lahan Terlantar Jadi Sumber Rezeki
BACA JUGA:Pemkab Muara Enim Beri Apresiasi Inovasi Daerah Terbaik
Keting Musi telah dimulai sejak bulan September 2024 dan di akhir Desember 2024 terjadi penurunan dari angka stunting menjadi 167 kasus yang awalnya sebanyak Juni 2025 menurun lagi menjadi 155 kasus dan untuk saat ini ada 153 kasus.
Hasil evaluasi yang dilakukan, ada tiga kecamatan dengan kasus stunting tinggi yakni di Kecamatan Kertapati, Seberang Ulu I dan Seberang Ulu II. Hingga bulan Desember 2024 tinggal Kecamatan Kertapati yang juga angka stunting masih tinggi.
Sebelum pakai aplikasi Keting Musi jumlah stunting di Kota Palembang sebanyak 410 kasus. Akhir bulan Desember 2024 turun 200 lebih kasus dan di bulan Juni 2025 juga terjadi penurunan pada angka secara kontinyu. Secara keseluruhan korelasi dan persentase stunting di wilayah Kota Palembang juga ikut menurun.
Sekretaris Bapenda Kota Palembang, Sherly Nasution program dan aplikasi dari Terminal Layanan Pajak (Tanjak) yang digagas tidak lain dalam upaya meningkatkan capaian dan realisasi pajak di Kota Palembang.
Dengan aplikasi Tanjak, wajib pajak jua bisa mengecek data pelaporan dan jumlah pajak yang akan dibayarkan sehingga akan terjadi kesesuaian pajak tersebut.
Tidak hanya itu, sejak menerapkan Tanjak ini, kata Sherly capaian realisasi pajak di bulan Juli 2023 hanya sebesar 45,52 persen capai Rp564 miliar lebih jauh dari target yang telah ditetapkan untuk triwulan yakni 58,33 persen setara Rp723 miliar lebih. Namun setelah melakukan inovasi Tanjak realisasi pajak capai 101 persen atau setara Rp1,13 triliun di Desember 2023.
Bukan hanya itu saja, tahun 2024 juga terjadi peningkatan capaian yakni 101 persen atau Rp1,17 triliun dari target sebesar Rp1,154 triliun. Bahkan untuk Juli 2025 ini saja, realisasi dan capai pajak mencapai Rp739,25 miliar jauh melampaui capaian target di tahun 2024 lalu dengan Rp633,9 persen. "Tentunya semua ini kerja keras semua pihak dan penerapan aplikasi Tanjak," pungkasnya.