Jembatan Ampera: Penopang Sejarah, Politik, dan Budaya di Palembang

Senin 13 Oct 2025 - 22:15 WIB
Reporter : Adi
Editor : Irwansyah

SUMATERA EKSPRES.IDJembatan Ampera bukan sekadar struktur baja yang membentang di atas Sungai Musi. Lebih dari itu, jembatan ini menjadi saksi bisu perjalanan panjang sejarah, dinamika politik, dan perkembangan budaya di Kota Palembang.

Dibangun pada masa awal kemerdekaan, Ampera menjadi simbol kemajuan dan aspirasi rakyat Sumatera Selatan.

Sejarah Panjang yang Mengakar

Pembangunan Jembatan Ampera dimulai pada 10 April 1962, menggunakan dana dari harta rampasan perang Jepang sebagai bentuk kompensasi atas pendudukan.

Peresmian jembatan berlangsung pada 10 November 1965, bertepatan dengan Hari Pahlawan, oleh Presiden Soekarno.

BACA JUGA:Ferry Juliantono, Draft Inpres Pembangunan Kopdes Merah Putih Resmi Masuki Tahap Final

BACA JUGA:Yayasan Pelita Panca Utama Gandeng Dinkes Palembang Gelar Pelatihan Sertifikasi Penjamah Makanan

Momentum ini menegaskan posisi jembatan bukan hanya sebagai infrastruktur, tetapi juga simbol perjuangan dan kebangkitan bangsa.

Awalnya dikenal sebagai Jembatan Bung Karno, nama ini kemudian diubah menjadi Jembatan Ampera, singkatan dari Amanat Penderitaan Rakyat, pasca peristiwa politik 1966. Nama baru ini mencerminkan aspirasi rakyat dan semangat reformasi yang membara kala itu.

Fungsi Strategis dan Lokasi yang Ikonik

Ampera menghubungkan dua wilayah penting Palembang: Seberang Ulu, kawasan tradisional, dan Seberang Ilir, pusat pemerintahan dan ekonomi.

Sebelum jembatan berdiri, menyeberang sungai hanya bisa dilakukan dengan perahu, yang membatasi mobilitas dan perdagangan.

BACA JUGA: Tol Linggau–Bengkulu, Palembang–Betung, dan Indralaya–Muara Enim Resmi Masuk Program Strategis Nasional

BACA JUGA:Siap Buktikan Keterlibatan Pihak Lain

Kini, Jembatan Ampera berfungsi sebagai urat nadi transportasi sekaligus ikon wisata. Banyak warga dan turis yang menjadikannya latar foto, lokasi berkumpul, maupun tempat diselenggarakannya berbagai event budaya, baik skala lokal, nasional, maupun internasional.

Arsitektur dan Teknologi yang Memukau

Desain awal Jembatan Ampera digarap oleh tim arsitek Jepang, dibantu Sutami, insinyur Indonesia yang juga terlibat pembangunan Gedung DPR/MPR. Jembatan memiliki panjang 1.117 meter, lebar 22 meter, dan bentang tengah 71,5 meter.

Yang paling unik adalah mekanisme angkat vertikal di bagian tengah, yang dulunya dapat dinaikkan hingga 10 meter untuk memberi jalur kapal besar melintasi Sungai Musi.

Kategori :