INDRALAYA - Di atas lahan seluas 1.200 m-2, Sarbini menanam tanaman mentimun. Lokasinya tak jauh dari rumahnya di Desa Palemraya Kecamatan Indralaya Utara, Ogan Ilir.
Sesaat setelah memasuki usia panen, sekitar 75 hari buah timun mulai produktif dan dilakukan pemetikan. ‘’Kalau bulan lalu kami mencoba tanam kacang panjang, sekarang coba tanam mentimun dan sepertinya hasilnya cukup bagus. Setiap dua hari sekali dilakukan pemanenan," ujar Sarbini.Menurutnya, rata-rata hasil produksi setelah 3 kali petikan yang dihasilkan setiap panen berkisar 300 kg. Kurang lebih ada sekitar 7 karung. "Hasilnya tergantung produksi, jadi beda-beda. Kadang banyak kadang kurang dari sebelumnya. Tergantung pemupukan juga, kalau rutin dipupuk bisa rajin berbuah," ungkapnya.Terkait pemupukan, pada tahap awal olah lahan dirinya telah mencampurkan 50 karung pupuk kandang di area tanam timun tersebut. Kemudian, pada tahap perawatan diimbangi dengan pemberian pupuk NPK. Masa panen yang cepat membuat timun lebih dipilih dalam mendatangkan hasil penjualan produk pertanian. Harga jual timun di kebun, cukup fluktuatif. Kadang tinggi kadang dijual murah.
Harganya rata-rata sekitar Rp3 ribu hingga Rp1.500 per kg yang dibeli pengepul di kebun langsung. ‘’Satu hal lagi untuk timun ini yang buat agak repot karena harus kita buatkan rambatan sampai ke lima tingkatan. Bisa kita pakai bambu dan diikat dengan tali, jika tidak dibuat media rambatan, timun tidak akan bisa berhasil," pungkasnya. (dik/)
Kategori :