"Partisipasi aktif warga sangat penting, karena selain menumbuhkan kesadaran, mereka juga dibekali keterampilan untuk menangani sampah secara benar," tambah Hendy.
Hasilnya cukup mencengangkan: kegiatan di Tukad Badung ini berhasil mengumpulkan 3.262 kilogram sampah anorganik, meningkatkan kejernihan air hingga 69%, serta mencatat potensi reduksi emisi karbon sebanyak 9,79 ton CO2.
Program “Jaga Sungai, Jaga Kehidupan” sendiri telah digagas sejak 2020 dan hingga kini telah menyentuh lebih dari 100 sungai di berbagai wilayah Indonesia.
Seluruh kegiatan dilakukan dengan pendekatan padat karya, yang melibatkan masyarakat lokal sebagai pelaksana utama.
Di tahun 2025, BRI menggandeng Yayasan Sungai Watch Indonesia, organisasi nirlaba yang selama ini fokus pada pencegahan pencemaran sungai oleh sampah plastik.
Lewat kerja sama ini, telah terkumpul 35,20 ton sampah anorganik dari sungai-sungai yang menjadi sasaran program.
Tak hanya berhenti pada aktivitas fisik, BRI juga membangun taman hijau, ruang terbuka ramah anak, serta fasilitas publik lain di sekitar sungai.
Ini menunjukkan pendekatan menyeluruh, tak hanya soal pelestarian lingkungan, tetapi juga upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar melalui dampak ekonomi positif.
Sejak berdiri, Sungai Watch telah memasang lebih dari 18 trash barrier di Bali dan Banyuwangi guna mencegah sampah mengalir ke laut.
Dengan menggandeng masyarakat setempat, mereka menyebarluaskan edukasi dan aksi nyata pengelolaan sampah berkelanjutan.