Dilaksanakan selesai salat Ied. Biasanya dua hari. “Tradisi ini turun temurun, sudah ratusan tahun dilestarikan,” kata Ramadan, warga di sana. Setelah salat Ied, biasanya para pria kumpul di musala, atau rumah tertua di Kampung Al Munawar. Kemudian mulai mengunjung satu per satu rumah warga untuk silaturahmi walaupun hanya sekadar minum atau bersalaman dengan pemilik rumah diiringi sarofal anam. "Ini juga dilaksanakan di Kampung Arab Kuto Batu,” bebernya.Di Kabupaten OKI, ada Midang Margosiwe yang akan digelar kembali pada momen Lebaran tahun ini. Tepatnya pada hari ketiga dan keempat. Dipastikan meriah sebab selama dua tahun pandemi, tradisi masyarakat ini tak bisa dilaksanakan dalam upaya bersama mencegah penyebaran Covid-19. BACA JUGA : Perbedaan adalah Rahmat Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata OKI, Ahmadin Ilyas, mengatakan, ada 11 kelurahan yang sudah memastikan ikut meramaikan kegiatan tersebut. Ciri khas Midang ini, semua peserta akan menggunakan pakaian adat. Mereka akan naik perahu.
"Kemudian berjalan mengitari Sungai Komering dan finis di depan Pendopoan Bupati OKI,” ujarnya. Acara ini mendapat support dari pihak terkait seperti polres, Dishub dan Sat Pol PP OKI. Salah satunya agar tidak terjadi kemacetan. “Sebab biasanya warga yang menonton akan ramai di pinggir-pinggur jalan. Mereka antusias melihat langsung acara Midang ini,” jelasnya.Perjalanan peserta menuju Pendopoan Bupati OKI, para peserta diiringi dengan kesenian tanjidor. Selain Midang, ada juga stempel atau acara naik speedboat mengitari Sungai Komering. “Ini juga ramai ditonton masyarakat, mulai anak-anak hingga orang dewasa,” cetusnya. Peserta terbaik nantinya akan mendapatkan trofi.
Kategori :