SUMATERAEKSPRES.ID — Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) tak hanya mengubah cara dunia bekerja, tetapi juga menggeser peta masa depan karier, terutama bagi generasi muda.
Di satu sisi, teknologi ini membuka peluang efisiensi dan inovasi; di sisi lain, ia menciptakan tekanan baru terhadap stabilitas dan relevansi pekerjaan konvensional. Pertanyaannya kini: AI, ancaman atau peluang?
AI, Disrupsi, dan Transformasi Dunia Kerja
Kemajuan AI telah menciptakan perubahan besar di sektor industri, keuangan, kesehatan, media, dan layanan publik.
Teknologi ini dinilai mampu menggantikan tugas-tugas rutin dengan akurasi tinggi, kecepatan tanpa lelah, dan biaya rendah.
BACA JUGA:DPD PDIP Sumsel Gelar Sarasehan Kebangsaan, Menggugah Kesadaran Pancasila di Tengah Realita Bangsa
BACA JUGA:Petani Makin Mudah Dapat Modal, KUR BRI 2025 Tawarkan Pinjaman Ringan Tanpa Agunan
Generasi muda yang memasuki pasar kerja tak bisa lagi hanya mengandalkan ijazah dan keterampilan standar.
"Ancaman AI bukan pada hilangnya pekerjaan semata, tetapi pada transformasi jenis pekerjaan itu sendiri," ungkap seorang pengamat teknologi dari Palembang.
Pekerjaan yang bersifat berulang, administratif, dan berbasis aturan kini dapat dengan mudah diotomatisasi.
Jurusan Kuliah yang Rentan Tergilas AI
Sejumlah jurusan kuliah kini menghadapi tekanan signifikan karena kemajuan AI. Di antaranya:
- Akuntansi dan Keuangan – AI sudah mampu melakukan audit dasar, entri data, hingga analisis laporan keuangan.
BACA JUGA:Perkuat Jaring Pengaman Sosial, BRI Sukseskan Penyaluran Bantuan Subsidi Upah
BACA JUGA:Polres PALI Bongkar Tiga Kasus Besar Dana Desa, Minyak Ilegal, hingga Senjata Api Rakitan
- Administrasi dan Sekretaris – Penjadwalan, pengarsipan, hingga penulisan surat kini bisa dikerjakan otomatis.
- Jurnalisme (Dasar) – AI telah digunakan untuk menulis berita otomatis berbasis data, meski belum mampu menyentuh ranah investigatif dan narasi mendalam.