Fitryah Anggraini SP, Petugas PPEP Desa Sri Gunung, Muba
Menjadi ahli pertanian memang menjadi cita-cita Fitryah Anggraini SP. Kini dia sudah terjun ke masyarakat khususnya ke petani. Banyak suka dan duka yang dialaminya menjadi petugas PPEP (Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian) Desa Sri Gunung, Kecamatan Sungai Lilin, Muba. ----------------------------------------- PERTAMA kali bertugas sebagai PPEP, Fitryah ditempatkan di Desa Linggo Sari pada Februrai 2021. Lalu 2023, gadis berjilbab ini ditempatkan di Desa Sri Gunung dengan luas wilayah desa 7.179 hektare. Banyak suka duka yang dialaminya selama bertugas sebagai penyuluh. Terjatuh dari motor gara-gara jalan rusak pernah dia alami. Ini terjadi saat dirinya akan melaksanakan tugas ke wilayah binaannya.Untuk mencapai lokasi pertanian, memang melintasi jalan rusak. Tak hanya berlubang, jalan yang dilalui kondisinya licin. ‘’Karenanya jika melintasi jalan tersebut kita harus dorong-dorongan motor bahkan jatuh dari motor,’’ ujar Fitryah yang lahir di Nusa Serasan, 22 Februari 1998.Selain itu, wilayah pertanian binaannya jauh dari pemukiman. Tapi rintangan yang dihadapinya tak membuat dirinya patah semangat. ‘’Sebagai penyuluh saya tetap semangat meninjau dan memonitoring lahan pertanian untuk dapat membantu petani dalam menyelesaikan masalah pertanian yang sedang mereka hadapi,’’ ujar alumnus Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya ini. Selain masalah kondisi wilayah pertanian, Fityah juga merasakan sering dipandang sebelah mata oleh petani. Apalagi dirinya seorang perempuan. ‘’Petani terkadang meragukan kinerja dan kemampuan saya,’’ katanya.
Dikatakan, petani merasa lebih tahu dan paham soal budidaya tanaman dibandingkan penyuluh. Apalagi petani sudah bertahun-tahun menggeluti masalah tanam menanam. ‘’Saya pernah mengalami ketika ke lapangan melakukan penyuluhan tapi tak disambut baik oleh petani. Ini menjadi tantangan bagi saya untuk menjadi lebih baik lagi,’’ katanya.Fitryah mengaku, petani selalu menuntut ke penyuluh untuk bisa memenuhi kebutuhan pertanian mereka seperti memenuhi sarana produksi pertanian. ‘’Sebenarnya penyuluh dapat membantu petani sesuai dengan kemampuan dan arahan dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura, petani tidak menyadari bahwasanya penyuluh merupakan jembatan penghubung antara petani dan pemerintah. Yang mereka tahu penyuluh itu sama dengan pemerintah,’’ katanya.
Di balik masalah yang ditemukan di lapangan, Fitryah tetap semangat melaksanakan tugasnya sebagai penyuluh. ‘’Ini tantangan bagi kami, yang jelas banyak manfaat dan pelajaran yang saya dapat sejak menjadi penyuluh,’’ katanya.Banyak hal yang bisa dipelajari dan banyak pengalaman yang diperoleh dari lapangan. ‘’Jadi saya dapat mengenal lebih jauh tentang pertanian yang ada di wilayah binaan saya, bertemu berbagai macam petani dengan latar belakang yang berbeda-beda menjadikan diri saya lebih kuat dan berani dalam menghadapi sesuatu hal, dan membuat saya merasa tertantang untuk menjadi penyuluh yang lebih baik lagi sehingga dapat memberikan banyak manfaat bagi petani,’’ ujarnya. Fitryah mengaku sangat senang dapat menjalankan program-program pertanian dari pemerintah. Salah satunya program GSMP yang dapat membantu kesejahteraan petani dan masyarakat di wilayah binaannya. ‘’Rasanya sangat senang sekali jika apa yang kita tanam bersama petani berhasil dan memberikan manfaat,’’ kata gadis yang beralamat di Desa Sri Gunung RT 003 RW 005 Kecamatan Sungai Lilin Kabupaten Musi Banyuasin. (*/sms/)
Kategori :