PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Karantina Sumsel terus berkomitmen meningkatkan pemahaman masyarakat, khususnya generasi muda, terkait isu-isu perkarantinaan.
Salah satunya melalui keikutsertaan dalam program Praktisi Mengajar di Universitas Sriwijaya (Unsri).
BACA JUGA:Rincian Biaya UKT Universitas Sriwijaya Jalur Mandiri
Kepala Karantina Sumsel, Sri Endah Ekandari mengatakan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut kerja sama antara Barantin dan Unsri.
Melalui program ini, mahasiswa tak hanya mendapat materi perkuliahan, tetapi juga pengalaman nyata dari para praktisi di lapangan.
"Ini adalah upaya kami menjembatani dunia akademik dan profesional, sehingga wawasan mahasiswa tentang perkarantinaan tidak hanya bersifat teoritis tetapi juga praktis," ujar Endah kemarin.
Kegiatan Praktisi Mengajar ini telah dilaksanakan pada Selasa (22/4) lalu di Fakultas Pertanian Unsri, Indralaya.
Materi diberikan kepada mahasiswa dari Program Studi Proteksi Tanaman, Hama dan Penyakit Tumbuhan, Agroekoteknologi, hingga Teknologi Hasil Perikanan.
Endah menekankan pentingnya memahami peran karantina, terutama dalam menjaga keberlanjutan ekosistem, sambil tetap mendukung kelancaran arus logistik dan perdagangan domestik maupun internasional.
“Ke depan, kami berharap program ini bisa diperluas ke perguruan tinggi lain di Sumatera Selatan sebagai bagian dari edukasi berkelanjutan,” pungkasnya.
BACA JUGA:Kado HUT Ke-79 RI, Universitas Sriwijaya Resmi Berstatus PTN-BH, Ini Harapan Rektor Taufik Marwa
Empat analis perkarantinaan dari Karantina Sumsel turut hadir sebagai narasumber, yakni Anita Setyawati dan Eka Yulistin (Ahli Madya), serta Nadia Devega PB dan Wenny Ramadhani (Ahli Muda).
Mereka membawakan materi mengenai peran karantina dalam pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan praktik-praktik lapangan yang berkaitan dengan perlindungan sumber daya alam hayati. (yun/lia)