Tiga Jenis Orang Berpuasa

Selasa 04 Apr 2023 - 00:12 WIB
Reporter : Edi Purnomo
Editor : Edi Purnomo

Dalam melaksanakan puasa sebagaimana ucapan Imam Al Ghazali bahwa bagi hamba-hamba Allah swt yang melaksanakan puasa itu terbagi tiga. Pertama puasa bagi orang-orang awam. Lalu puasa orang yang khusus, dan terakhir ada puasa orang yang lebih khusus lagi yakni khawasul khowas.

Puasa orang yang awam yakni melaksanakan puasa hanya menahan lapar dan dahaga. Dengan ketentuan dia berpuasa dengan tujuan jangan sampai melaksanakan perbuatan yang membatalkan puasa.

Sedangkan puasa orang yang khusus, di samping dia memang tidak makan dan minum. Orang yang khusus itu juga mempuasakan panca inderanya. Sehingga dia sangat menjaga jangan sampai matanya melakukan maksiat. Pendengaran, kaki dan tangan juga tidak melaksanakan maksiat.

Ini tentu nilainya akan lebih tinggi dari orang yang hanya melaksanakan puasa dengan menahan makan dan minum. Sedangkan puasa orang yang khusus diatas khusus lagi, yakni khawasul khowas. Itu puasanya orang yang menjaga kebersamaan dia dengan Allah swt.

Inilah sebenarnya puasa yang harusnya bisa dicapai semua orang. Menjaga kebersamaan dengan Allah swt. Makna secara harfiahnya adalah menjaga atau memelihara. Kalau dikatakan memelihara, tentu ada yang dipelihara. Yang dipelihara itu adalah rasa kebersamaan dengan Allah swt.

BACA JUGA : DP3A Lakukan Pendampingan Psikologis Korban Rudapaksa Ayah Kandung Para orang yang saleh itu dalam keseharian mereka akan selalu menjaga. Tidak lepas ingatannya dari Allah swt. Itulah puasa para nabi, para aulia. Ini tentu yang harus kita jadikan tujuan sebagai umat Rasulullah saw dalam kita melaksanakan puasa. Tidak hanya menahan lapar dan haus saat dari terbit fajar sampai terbenam matahari.

Lebih dari itu, yang dipelihara adalah kebersamaan kita dengan Allah swt sebagai hasil ibadah dan pengabdian kita melalui salat. Salat itu dalam rangka belajar mengingat Allah swt. Selama 11 bulan kita melatih diri kita dalam salat. Ini kita dicoba dalam satu bulan kita diminta melihat ke dalam hati kita.

Apakah ketika kita tidak memenuhi kebutuhan fisik kita seperti makan dan minum, tapi kita ingat Allah swt? Kalau selama 11 bulan kita mengingat kebersamaan dengan Allah swt, tentu akan tetap menjaga kebersamaan kita dengan Allah swt.

Kita akan mengabaikan dulu kebutuhan jasmani atau fisik. Khususnya hal yang berkaitan dengan kebumian, keinginan hawa nafsu (duniawi). Puasa yang dikatakan Imam Ghazali puasanya orang yang khusus di atas khusus sebagai tujuan kita untuk melaksanakan puasa.

Bila kita tidak memelihara kebersamaan kita dengan Allah swt dalam keseharian  berpuasa, maka sebagaimana yang disampaikan Allah swt, kita tidak termasuk orang yang hanya menahan lapar dan haus. Sebagaimana disebut Allah swt. “Aku tidak butuh lapar dan hausmu. Karena puasa tidak sekedar menahan haus dan lapar.” (bis)

Tags :
Kategori :

Terkait