Setan Dibelenggu, Maksiat Tetap Melaju?

Rabu 29 Mar 2023 - 00:04 WIB
Reporter : Edi Purnomo
Editor : Edi Purnomo

KITA sering mendengar istilah pembagian Ramadan menjadi tiga bagian. 10 hari pertama Ramadan rahmat Allah swt turun, 10 hari kedua Ramadan ampunan Allah swt turun, dan 10 hari terakhir pembebasan api neraka.

Ini bersumber dari hadis yang lemah sanadnya (dhoif). Karena sesungguhnya rahmat Allah swt, ampunan Allah swt, dan pembebasan dari api neraka terjadi di sepanjang bulan Ramadan itu sendiri.

Hal ini selaras dengan hadis HR Bukhari No 3277 dan Muslim No 1079 yang diriwayatkan Abu Hurairah ra. Yang artinya, “Apabila Ramadan tiba pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup dan setan pun dibelenggu”.

Ketika datang bulan Ramadan, Allah swt buka pintu surga selebar-lebarnya. Allah swt tutup pintu neraka serapat-rapatnya. Setan-setan dibelenggu oleh Allah swt. Maksud kalimat ini berlaku bagi orang-orang yang berpuasa di bulan suci Ramadan.

 
Ketika seseorang berpuasa ia dimudahkan melakukan amal ibadah di bulan Ramadan. Puasa dia lakukan, salat dia lakukan, zikir, infak, sedekah, tilawah juga dilakukan, maka seakan-akan pintu surga terbuka bagi orang-orang yang beramal tersebut. Itulah makna yang sebenarnya.

Ada juga ulama yang mengatakan bahwa abwabul jannah sama dengan dibukakannya pintu rahmat (kasih sayang Allah swt). Dan rahmat itu tidak datang hanya di 10 pertama Ramadan, tapi rahmat Allah swt meliputi seluruh hari di bulan Ramadan.

BACA LAGI : CATAT! Inilah Beberapa Kiprah Atlet dan Kegiatan Israel  pada Event di Indonesia, Jauh dari Isu Politik
"Sesungguhnya Allah swt memiliki 100 rahmat. Salah satu di antaranya diturunkannya kepada kaum jin, manusia, hewan, dan tetumbuhan. Dengan rahmat itulah mereka saling berbelas kasih dan menyayangi. Dengannya pula binatang liar mengasihi anaknya. Dan Allah swt mengakhirkan 99 rahmat untuk Dia curahkan kepada hamba-hamba-Nya pada hari kiamat," bunyi Muttafaq 'alaih, dalam shahih Bukhari No 6104 dan shahih Muslim No 2725, lafal hadis ini dari Abu Hurairah RA.

Rahmat itu artinya kasih sayang Allah swt. Allah swt memiliki 100 kasih sayang, satu rahmat Allah swt turunkan ke muka bumi. Mulai zaman Nabi Adam sampai manusia akhir zaman, baik kepada hewan, tumbuh-tumbuhan, kepada orang kafir, kepada jin, kepada orang tidak salat, kepada orang yang ingkar kepada Allah swt sekalipun semuanya Allah swt berikan rahmat.

Itu baru satu rahmat dari Allah swt untuk di bumi ini. 99 rahmat lagi itu nanti untuk orang-orang yang menjadi penghuni surga. Semoga kita termasuk orang-orang penghuni surga. Amin.

Dan di antara satu rahmat yang turun di muka bumi ini, banyak terkumpul di bulan Ramadan. Allah swt memiliki sifat kasih sayang, menular kepada kita yang melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan.

Orang puasa merasakan lapar dan haus, sehingga timbul rasa kasih sayang, empati terhadap orang yang hidup dalam kekurangan. Terbayang betapa menderitanya orang yang lapar dan haus karena tidak memiliki apapun yang bisa dimakan. maka banyak muncul orang dermawan ketika datang bulan Ramadan. Ini karena Allah swt menurunkan rahmat kepada orang yang melaksanakan puasa di bulan Ramadan.

Kedua, Allah swt tutup pintu neraka serapat-rapatnya. Orang yang berpuasa imannya sedang berada di puncak, sehingga akan mudah meninggalkan maksiat. Ulama menjelaskan di dinding neraka tercatat nama-nama calon penghuni neraka. Bila orang tersebut berpuasa di bulan Ramadan dosanya akan diampuni.

"Barang siapa berpuasa Ramadan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah swt, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR Bukhari No 38 dan Muslim No 760). Kalau dosa telah diampuni, maka dihapuslah nama kita di dinding neraka. Itulah makna pintu neraka ditutup. Artinya pintu neraka akan ditutup, berlaku untuk orang yang berpuasa dengan penuh keimanan.

Ketiga, di bulan Ramadan setan-setan dibelenggu. Ketika mendengar setan dibelenggu, yang ada dibenak kita setan-setan diikat, dirantai dan dikurung, sehingga setan tidak bisa menggoda manusia. Ada yang bertanya, “Katanya setan itu dibelenggu saat Ramadan, kenapa masih ada orang yang bermaksiat di bulan Ramadan?”.

Perlu dipahami bahwa yang membelenggu setan-setan itu adalah ibadah puasa yang kita lakukan. “Setan itu mengalir di dalam pembuluh darah manusia”. Dulu setan mau masuk dalam hati manusia, tapi tidak Allah swt izinkan, akhirnya setan hanya diizinkan masuk pembuluh darah manusia.

Darah mengalir ke mata, di mata ada setan, pembuluh darah mengalir ke telinga di situ ada setan. Darah mengalir ke mulut, kaki, tangan di situlah ada setan.

Kemudian ketika kita puasa tidak makan tidak minum, asupan makanan ke pembuluh darah berkurang secara drastis, aliran darah kita pun melambat, sehingga akses setan menggoda kita itu melemah. Artinya, ketika puasa lapar dan haus daya untuk berbuat maksiat berkurang. Itulah makna setan dibelenggu.

Jadi wajar kalau bulan Ramadan masih ada orang yang melakukan maksiat, karena dia tidak mampu menutup akses setan dalam pembuluh darahnya dengan tidak berpuasa.

Demikian, semoga kita semua dimampukan oleh Allah swt, untuk mereguk pahala sebanyak-banyaknya dengan kemudahan dalam melakukan amal ibadah. Sehingga di akhir Ramadan kita menjadi hamba Allah swt yang bertakwa. Mudah-mudahan bermanfaat! (*)

Tags :
Kategori :

Terkait