Sementara Kopi Arabika Lahat cenderung lebih halus, dengan rasa asam yang lebih seimbang. Kopi arabika ini memiliki aroma yang lebih kompleks dan sering dianggap sebagai pilihan bagi mereka yang menyukai cita rasa kopi yang lebih lembut dan elegan.
Proses pembuatan kopi khas Lahat memerlukan perhatian dan keterampilan untuk menghasilkan biji kopi berkualitas tinggi. Proses dimulai dengan pemilihan biji kopi yang matang. Hanya biji kopi yang berwarna merah cerah yang dipilih karena memiliki kualitas terbaik. Setelah dipanen, biji kopi disortir untuk menghilangkan biji yang cacat atau rusak. Hal ini penting untuk memastikan kualitas rasa kopi yang konsisten. Biji kopi yang telah disortir kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari. Pengeringan yang tepat sangat penting agar biji kopi tidak terlalu lembap dan memiliki rasa yang optimal.
Kopi Lahat yang sudah diproses ini sangat cocok dijadikan oleh-oleh. Konsumen bisa membeli kopi Lahat dalam bentuk biji utuh, biji yang sudah diroasting (panggang) atau kopi bubuk yang sudah dikemas rapi. Banyak toko di Lahat yang menyediakan kopi khas ini dalam berbagai pilihan kemasan, mulai dari yang sederhana hingga yang lebih elegan, cocok untuk dijadikan hadiah atau oleh-oleh untuk keluarga dan teman.
Untuk harga cukup beragam, untuk kopi Robusta Lahat kualitas premium harga mencapai Rp175ribu perkg, sementara yang medium bisa mencapai Rp140ribu perkg. Sementara untuk Arabika mencapai Rp250 perkg. Untuk isi kemasan juga beragam, dari 100gr, 150gr, 200gr, 250gr, 400gr, 500gr, hingga 1kg. Beberapa merk terkenal di Kabupaten Lahat seperti Tanah Puyang, Bukit Jempol, Bukit Serelo, Kawe Megalit, Bujang, Serambi, Legenda dan lainnya.
Selain itu, konsumen juga bisa menemukan produk kopi olahan lainnya seperti kopi luwak Lahat, yang terkenal dengan proses pembuatannya yang unik, yaitu biji kopi yang dimakan oleh luwak, kemudian dikeluarkan dan diolah kembali menjadi kopi dengan rasa yang sangat khas. Juga ada kopi Lanang, yang memiliki cafein tinggi.
Serupa, Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan juga dikenal sebagai penghasil kopi. Berbagai merek kopi dimiliki oleh Bumi serasan sekundang, salah satunya adalah Kawe Kiruh.
Owner Kawe Kiruh, Shafwa mengatakan kopi produknya diolah sendiri dibawah usaha rumahan produksi rumah tangga. “Dimulai dari memetik sendiri kopi robusta yang disebut petik biji merah lalu dibersihkan sendiri. Dipilih biji kopi yang berkualitas bagus,” ujarnya
Mulai proses pembuangan kulit merah, kulit manis hingga siap dilakukan sangrai (dikiroh) juga dilakukan sendiri oleh usaha rumahan warung Shafwa. “Untuk proses shangrai sudah memiliki alat sendiri tapi masih kapasitas kecil,” ungkapnya. Lalu, biji kopi ditumbuk menggunakan mesin, kemudian dikemas sendiri, dimaan saat ini sudah memiliki ijin kesehatan dan label halal. “Untuk ketahanan bisa bertahan hingga satu tahun sepanjang disimpan di tempat yang aman dari sinar matahari langsung dan di ruang yang tidak terlalu lembab, di kemasannya juga ada label masa kedaluarsanya,” terangnya.
Kopi merupakan penganan khas Kabupaten Muara Enim karena memang potensi perkebunan kopi yang besar. “Kopi Muara Enim ini asalnya dari Semendo, dimana untuk produk kami menggunakan kopi robusta petik merah,” bebernya.
Karena bisa dijadikan oleh oleh tentunya mendapatkannya tidaklah sulit, selain bisa dijual secara offline bisa juga melalui online. “Kalau offline, produk kami juga dijual di Gerai Oleh-oleh Muara Enim (Goome) di sebelah lapangan merdeka jalan Ahmad Yani,” ulasnya.
Untuk harga, lanjutnya bervariasi tergantung beratnya dimana per Kgnya dihargai Rp150Ribu dengan kualitas premium. “Memang kami menjual barang yang berkualitas, bukan sekedar oleh-oleh tapi juga memang enak untuk dinikmati,” tuturnya. Sementara dari Kayuagung, ada Bolu Cupu kue khas asal Kecamatan Kota Kayuagung yang cocok jadi buah tangan. Rasanya yang manis dan gurih membuatnya disukai semua kalangan usia.
Pengusaha Bolu Cupu , Ningmas Kalung mengungkapkan, ia sudah 24 tahun memproduksi Bolu Cupu dalam sehari ada puluhan cup Bolu Cup yang disusun rapi untuk dijual.
Bolu Cupu buatannya berbahan Gula Pasir, Tepung Terigu dan Telur baik Telur Ayam dan Telur Sapi. Cara membuatnya sekali membuat adonan ia menghabiskan 3 kg telur ayam atau telur bebek, 3 kg Tepung Terigu dan 3 kg Gula Pasir.
Selanjutnya, siapkan panci ukuran besar, masukkan Telur Ayam atau Telur Bebek bersama Gula Pasir lalu di kocok setelah mengembang tambahkan dengan Tepung Terigu. Kocok menggunakan mixer selama lebih kurang 1 jam. Kemudian siapkan cetakan atau cupu dan masukkan dalam oven.
Setelah masak dan garing taburi gula pasir di atasnya. Lakukan secara berulang hingga adonan habis. Ia mengaku bisa menyelesaikan adonan hingga empat panci.”Satu panci besar itu bisa menghasilkan 250 buah Bolu Cupu,”bebernya.
Setiap hari Bolu Cupu yang dibuat rata-rata habis terjual karena banyak yang datang kesini untuk buah tangan baik dari Palembang, Bandar Lampung hingga Jambi.