Kawasan ini menjadi pusat pengolahan nikel yang akan diubah menjadi bahan baterai dan produk lainnya, dengan investasi mencapai USD 15 miliar dan nilai ekspor diperkirakan mencapai USD 7 miliar dalam enam tahun.
Selain Weda Bay, Pemerintah juga terus mendorong pengembangan 22 KEK yang diharapkan dapat mendukung efisiensi logistik dan pertumbuhan ekonomi.
Selain sektor industri, pariwisata juga dianggap sebagai sektor potensial dalam mendukung target pertumbuhan ekonomi.
Menko Airlangga menekankan pentingnya pengembangan konektivitas transportasi udara untuk menarik lebih banyak wisatawan, baik domestik maupun internasional.
Peningkatan aksesibilitas diharapkan dapat menggenjot industri pariwisata yang berpotensi memberikan dampak positif terhadap perekonomian.
Tidak kalah penting, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) juga menjadi prioritas Pemerintah dalam meningkatkan daya saing nasional.
Melalui berbagai program pendidikan dan pelatihan, Pemerintah berupaya meningkatkan kompetensi tenaga kerja.
Salah satunya adalah melalui program Kartu Prakerja, yang menawarkan pelatihan keterampilan bagi pencari kerja dan pekerja yang ingin meningkatkan kemampuan mereka.
Selain itu, kerja sama dengan lembaga pendidikan internasional seperti Apple Academy dan King’s College London diharapkan dapat memberikan akses pendidikan berkualitas bagi generasi muda Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga mengungkapkan optimisme Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Ia menyebutkan bahwa dalam waktu kurang dari dua bulan, 15 paket kebijakan ekonomi telah diluncurkan, termasuk kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar 6,5%.
Menurutnya, kebijakan-kebijakan tersebut akan menjadi landasan yang kuat untuk menarik lebih banyak investasi dan mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia.