EMPAT LAWANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Empat Lawang mencatat angka yang cukup mengkhawatirkan.
Hingga November 2024, sebanyak 152 warga dilaporkan terjangkit penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti ini.
Data tersebut dihimpun dari seluruh Puskesmas di kabupaten tersebut sejak Januari hingga November 2024.
BACA JUGA:Tingginya Kasus DBD di Empat Lawang, Warga Diminta Waspada
BACA JUGA:Sudah Tiga Warga Talang Pangeran Terjangkit DBD
"Sebanyak 152 warga di Kabupaten Empat Lawang terkena DBD sejak Januari hingga November," ungkap Kabid Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Empat Lawang, Kiki Nurhayati.
Jumlah ini kemungkinan bisa bertambah, karena jumlah kasus DBD di Bulan Desember 2024 belum dihimpun dari seluruh Puskesmas yang ada di Kabupaten Empat Lawang.
Kasus tertinggi tercatat di Kecamatan Muara Pinang dengan 36 kasus, sementara Kecamatan Sikap Dalam menjadi satu-satunya wilayah yang belum melaporkan adanya kasus DBD.
Sebaran kasus di kecamatan lainnya yakni Tebing Tinggi: 28 kasus, Saling: 3 kasus, Talang Padang: 9 kasus, Pendopo: 23 kasus, Pendopo Barat : 2 kasus, Padang Tepong / Ulu Musi : 5 kasus, Lintang Kanan: 16 kasus, Pasemah Air Keruh : 30 kasus
Upaya fogging atau pengasapan, yang biasanya dilakukan untuk mengurangi populasi nyamuk, terkendala di beberapa wilayah akibat kerusakan alat.
Meski demikian, Dinas Kesehatan terus mendorong masyarakat untuk aktif melakukan langkah pencegahan.
"Kami mengimbau seluruh warga agar waspada, terutama saat musim hujan yang mendukung perkembangan nyamuk. Lakukan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin," ujar Kiki.
Dinas Kesehatan juga mengajak masyarakat untuk menerapkan langkah 4M Plus sebagai upaya pencegahan yakni Menguras tempat penampungan air seperti bak mandi, Menutup rapat wadah air agar tidak menjadi tempat nyamuk bertelur.
Selanjutnya Memantau jentik nyamuk secara berkala, Mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air dan langkah tambahan seperti menggunakan obat nyamuk, memasang kawat anti-nyamuk, dan menjaga kebersihan lingkungan.
BACA JUGA: Inovasi 'Petik Semangko' Budaya Pencegahan DBD di Puskesmas Sako