JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID – Dua dekade berlalu sejak gempa bumi berkekuatan 9,3 Skala Richter mengguncang Aceh dan sekitarnya, memicu gelombang tsunami Aceh yang dahsyat yang meluluhlantakkan pantai barat Sumatera.
Peristiwa tsunami aceh tragis yang terjadi pada 26 Desember 2004 ini menelan korban jiwa hingga 170 ribu orang, menghancurkan infrastruktur, dan meninggalkan trauma mendalam bagi jutaan masyarakat.
Bencana Tsunami Aceh ini tercatat sebagai salah satu tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah modern.
Gelombang setinggi 30 meter menerjang dengan kecepatan hingga 800 km/jam, menyapu kota-kota pesisir seperti Meulaboh dan Banda Aceh.
BACA JUGA:Penjelasan BMKG Tentang Fenomena Awan Tsunami, Apakah Berbahaya? Yuk, Simak Jawabannya!
BACA JUGA:Peringatan Gempa Megathrust Selat Sunda: Benarkah Ada Risiko Tsunami Hingga 3 Meter di Jakarta?
Pusat gempa yang berada sekitar 157 kilometer dari barat Kota Meulaboh dengan kedalaman 10 kilometer di bawah laut menjadi titik awal dari kehancuran besar tersebut.
Detik-detik Tragis Tsunami Aceh
Pada pagi hari itu, air laut tiba-tiba surut sebelum gelombang besar menghantam daratan. Peristiwa ini menyebabkan kerusakan yang sangat parah, menghancurkan ribuan rumah, fasilitas umum, serta infrastruktur vital.
Tak hanya itu, tragedi ini juga memisahkan banyak keluarga, meninggalkan luka yang tak terhapuskan di hati para penyintas.
BACA JUGA:Gempa 7,6 SR Guncang Jepang Picu Tsunami, 188 Rumah di Sumedang Rusak saat Tahun Baru Karena Ini
BACA JUGA:SBY Teteskan Air Mata Kenang 19 Tahun Tsunami Aceh, Masih Ada Beberapa Persoalan
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamal, menyampaikan bahwa peringatan ini bukan hanya momen refleksi, tetapi juga upaya untuk mengedukasi generasi muda tentang pentingnya mitigasi bencana.
“Edukasi kebencanaan adalah langkah penting untuk membangun kesadaran sejak dini agar masyarakat lebih siap menghadapi potensi bencana di masa depan,” ujar T. Hendra Faisal, Kepala Bidang Pemasaran Disbudpar Aceh.
Langkah Mitigasi dan Pemulihan
Pemerintah Aceh telah mengambil berbagai langkah mitigasi untuk mengurangi risiko bencana serupa.
Beberapa upaya yang dilakukan antara lain pembangunan jalur evakuasi, penanaman pohon pelindung di sepanjang garis pantai, serta penguatan infrastruktur melalui gedung tahan bencana.