PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Kader Nasdem Berjaya di 10 kabupaten/kota di Sumsel dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah 27 November lalu.
Ke-10 daerah tersebut meliputi Kabupaten Ogan Ilir, OKI, Muara Enim, PALI, OKU Selatan, OKU Timur, Kota Lubuklinggau, Kota Pagaralam, Kabupaten Empat Lawang, dan Musi Banyuasin.
BACA JUGA:Bawaslu Tegaskan Sembako di Kantor NasDem Bukan Pelanggaran Pemilu
BACA JUGA:Masyito Romi Herton Akhiri Perjalanan Politiknya di Nasdem, Ini Alasannya
"Kami bersyukur di wilayah ini kader-kader Nasdem mampu tampil dan berperan penting dalam kepemimpinan daerah," ujar Wakil Ketua DPW Nasdem Provinsi Sumsel H Nopianto, SSos MM.
Kesuksesan ini disebutnya sebagai hasil kerja keras kader, mesin partai yang maksimal, serta arahan strategis dari DPP Nasdem.
Nopianto memaparkan rincian keberhasilan Nasdem di beberapa daerah. Di PALI, misalnya, kader Nasdem menjabat sebagai Wakil Bupati. Di Musi Banyuasin, Bupati terpilih merupakan kader Nasdem.
Hal serupa juga terjadi di Kota Pagaralam, Wakil Wali Kota merupakan kader partai ini. Sementara itu, di Lubuklinggau, Wali Kota terpilih berasal dari Nasdem.
Keberhasilan serupa juga tercatat di OKU Selatan dan OKU Timur, bupati terpilih adalah kader Nasdem. Bahkan di Muara Enim, Bupati terpilih yang akan segera dilantik juga direncanakan menjadi bagian dari kader partai.
“Keberhasilan ini tentu tidak terlepas dari arahan DPP Nasdem, kerja keras partai, serta koordinasi yang baik dari Fauzi Amro selaku koordinator wilayah, dan Herman Deru sebagai Ketua DPW Nasdem Sumsel,” ungkapnya.
Menurut Nopianto, keberhasilan Nasdem juga ditopang mesin partai yang bekerja maksimal. Faktor kepemimpinan para tokoh partai turut memberikan pengaruh besar terhadap hasil yang diraih.
“Dalam pilkada langsung, kader-kader Nasdem mampu tampil dan meraih hasil maksimal, bahkan lebih tinggi dibandingkan partai lain,” ujarnya penuh optimisme.
Terkait wacana pemilu tertutup yang sempat disampaikan Presiden Prabowo Subianto, Nopianto memberikan pandangan menarik.
‘’Pernyataan Presiden terkait pemilu tertutup merefleksikan realita politik saat ini. Biaya politik dalam pemilu terbuka sangat tinggi, baik bagi kandidat yang menang maupun yang kalah.
Bahkan, Presiden sendiri mengungkapkan pemilu terbuka menimbulkan dampak luar biasa, termasuk potensi perpecahan di masyarakat serta hilangnya semangat kebersamaan.”