Analisis Kegagalan Material, Optimalkan Umur Pakai Mesin

Selasa 10 Dec 2024 - 22:04 WIB
Reporter : Andika
Editor : Edi Sumeks

Prof Dr Ir Hendri Chandra MT, Guru Besar Bidang Analisis Kegagalan Fakultas Teknik Unsri

SUMATERAEKSPRES.ID - Kerusakan atau kegagalan material baik mesin indusri, konstruksi umum maupun transportasi (darat laut dan udara) tidak bisa dihindari. Melalui pendekatan Fracture Mechanics dalam Remain Life Assessment di Bawah Beban Fatigue, Prof Dr Ir Hendri Chandra MT menganalisis hal itu. 

Hasil penelitian tentang Analisis Kegagalan ini jadi bahan orasi Prof Hendri dalam pengukuhannya sebagai Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya (Unsri), beberapa waktu  lalu. Tujuan dia menganalisis itu agar kerusakan material dengan modus yang sama tidak terulang dalam waktu dekat. 

Dikatakan Prof Hendri, kerusakan atau kegagalan material pada mesin memang tidak bisa dihindari. Namun bisa dikendalikan agar komponen mesin dapat bekerja secara optimal. Sesuai dengan life time atau umur pakai alat tersebut.

Jebolan Strata 1 (S1) Unsri dan S2 Teknik Mesin ITB ini mengemukakan,  kerusakan suatu komponen tidak hanya dapat menurunkan unjuk kerja mesin. Tapi juga dapat menyebabkan kerugian yang besar. Lebih dari itu, kerusakan komponen mesin seperti poros, roda gigi, pipa, atau bejana tekan sampai kepada komponen vital dapat menyebabkan korban jiwa.

BACA JUGA:Analisis PDRB Sumatera Selatan, Siapa yang Memimpin dan Siapa yang Tertinggal?

BACA JUGA:Analisis Kritis Terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka

Yang paling rentan tentu saja operator yang bekerja atau mengoperasikan  alat tersebut. "Tujuan dan manfaat menganalisis suatu kerusakan adalah mencari modus dan penyebab kerusakan itu. Agar kerusakan dengan modus sama tidak terulang kembali dalam waktu dekat,” jelasnya. 

Prof Hendri menambahkan, kerusakan yang menarik untuk dianalisis adalah kerusakan yang terjadi pada kondisi premateur. “Artinya kerusakan yang terjadi lebih awal jauh dari life time alat itu sendiri," ujar dosen teknik kelahiran Palembang 1960 ini. 

Dari sekian banyak modus kerusakan atau kegagalan material, dirinya sedikit mengulas jenis kerusakan yang disebabkan oleh fatigue. Hal ini dikarenakan kerusakan akibat fatigue adalah kerusakan yang paling banyak terjadi. Lebih dari 75% modus kerusakan diakibatkan oleh fatigue/kelelahan bahan. 

Dibeberkan Prof Hendri, ada 3 tipe modus retak yaitu modus tarikan, sliding dan robekan yang bila terkena kebagian yang lemah seperti adanya lubang, notch,  dapat memicu munculnya crack inisiasi. Hal ini dikarenanakan muculnya tegangan terpusat. 

BACA JUGA:Inovasi BRI di Sektor Finansial: Digitalisasi, Pinjaman Digital, dan Pemanfaatan AI untuk Analisis Kredit

BACA JUGA: Laga Balas Dendam Indonesia vs Australia: Simak Prediksi Line Up dan Analisis Taktik Di Sini!

Mekanika patah terbagi dalam tiga tahap yaitu tahap pengintian retak (crack initiation), tahap perambatan retak (crack propagation) dan tahap patah akhir (static fracture). Dari analisis kegagalan material dan mekanika retak kondisi linear elastis fracture mechanics ini menyimpulkan beberapa hal dari penelitiannya tersebut.

Mata kuliah yang diajarkan Prof Hendri di kampus sangat erat dengan penelitiannya. Pada jenjang S1 dia mengajar Analisis Kerusakan, Statika Struktur, Mekanika Kekuatan Material, Mekanika retak, Struktur dan Sifat Material.

Sedangkan untuk jenjang S2, dia mengajar mata kuliah tentang Perlakuan Panas dan Permukaan, Analisis Kerusakan, dan Analisis Tegangan Eksperimental. 

Kategori :