OGAN ILIR, SUMATERAEKSPRES.ID - Desa Suka Pindah yang terletak di Kecamatan Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir memiliki sejarah unik.
Nama desa ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, tepatnya tahun 1912. Awalnya desa ini dikenal dengan nama Kampung Anyar.
BACA JUGA:Bunker Charitas, Misteri dan Legenda dari Masa Penjajahan Jepang di Palembang
BACA JUGA:Asal Usul Stigma Negatif Terhadap Keris, Mengungkap Fakta di Balik Isu Penjajahan
Nama “Suka Pindah” muncul karena desa ini menjadi tempat pelarian warga yang ingin menghindari pengaruh buruk penjajah.
Desa ini terletak strategis di Jalan Lintas Palembang-Kayuagung, yang ramai dilintasi kendaraan.
Ini menjadikannya jalur urat nadi yang mendukung perekonomian. Karena sudah sejak lama jalur ini akses dari Palembang menuju Kayuagung, maupun sebaliknya.
Tokoh masyarakat adat Desa Suka Pindah, Islamudin menuturkan berdasarkan cerita sejarahnya, desa ini awalnya bernama Kampung Anyar.
Desa inilah yang jadi lokasi pelarian warga yang menghindari pengaruh buruk penjajah. "Berdasarkan ceritanya, dulu orang kita diadu domba oleh Belanda dan terpecah-belah.
Sehingga berkonflik, bermusuhan, kemudian banyak yang pindah tempat tinggal," ungkap Islamudin.
Selain itu, beberapa warga Kampung Anyar ketika itu merupakan penduduk yang berasal desa-desa lain di Tanjung Raja.
Di antaranya Talang Balai, Tanjung Agas, Ulak Kerbau. Dari beberapa kalangan masyarakat, mereka berkumpul di Kampung Anyar dan membangun komunitas baru.
Hal ini seiring terjadinya arus keluar-masuk penduduk di kampung tersebut.
"Banyak orang lama dan orang baru di Kampung Anyar itu yang sudah berjauhan jaraknya. Karena banyak yang pindah, keluar-masuk kampung, akhirnya masyarakat ketika itu menamai tempat mereka Suka Pindah," bebernya.
Nama Desa Suka Pindah murni diambil dari Bahasa Indonesia. Karena pada waktu itu, warga Suka Pindah dan terpecah menjadi tiga kelompok.