PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID — Ketua Umum Wushu Indonesia (WI) Sumatera Selatan, Muhammad Asrul Indrawan, melontarkan kritik tajam terhadap kinerja Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumsel dalam Rapat Kerja Provinsi (Rakerprov) 2024 yang berlangsung pada Jumat (6/12/2024).
Asrul menyoroti minimnya evaluasi tahunan yang dianggap penting untuk mengukur pencapaian dan kelemahan KONI selama setahun terakhir.
“Kami meminta agar evaluasi kinerja KONI menjadi bagian dari agenda rapat. Hal ini krusial untuk mengetahui apa saja yang sudah dicapai dan apa yang perlu diperbaiki,” kata Asrul dalam forum tersebut.
Kritik Transparansi Kinerja
Asrul menilai transparansi menjadi salah satu masalah utama dalam kepengurusan KONI Sumsel.
Ia mengungkapkan bahwa banyak cabang olahraga (cabor) tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan strategis, bahkan informasi terkait kegiatan KONI hanya diketahui melalui media massa.
BACA JUGA:Konsolidasi dan Pembinaan Atlet KONI Sumsel Hadapi PON 2028 dan Optimalkan Fasilitas Jakabaring
“Keterbukaan adalah hal penting. Seharusnya KONI menyampaikan informasi kepada cabor, meskipun kami tidak masuk dalam struktur kepengurusan. Kenyataannya, komunikasi seperti ini hampir tidak ada,” ujarnya.
Ia juga meminta pimpinan rapat menambahkan dua poin penting dalam agenda, yakni evaluasi kinerja KONI selama setahun terakhir dan pandangan umum dari cabor mengenai kinerja organisasi tersebut.
Evaluasi Kinerja di PON 2024
Asrul turut menyoroti minimnya perhatian KONI terhadap pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 di Sumatera Utara dan Aceh.
Menurutnya, dukungan terhadap atlet masih jauh dari kata maksimal.
“Cabor Wushu berhasil meraih dua medali perak dan satu perunggu di PON 2024. Namun, dari delapan atlet yang lolos, hanya enam diberangkatkan dengan dana KONI. Dua lainnya terpaksa menggunakan biaya pribadi. Ini tidak seharusnya terjadi,” tegas Asrul.