Sejarawan Palembang, RM Ali Hanafiah mengakui mata uang di zaman Kesultanan Palembang dinamakan Pitis Tebok dan Buntu, merujuk pada bentuk uang itu sendiri.
"Kalau Pitis Tebok itu uangnya ada lubang di tengah, sedangkan Pitis Buntu tidak ada lubang di tengah sebagaimana uang logam seperti yang kita kenal sekarang," katanya.
Nah, sedikit berbeda dengan mata uang rupiah untuk bertransaksi di seluruh Indonesia, pitis pada zaman Kesultanan Palembang berlakunya terbatas.
BACA JUGA:Inilah Sejarah Panjang Mata Uang Indonesia: Kerajaan, Kolonial, dan Kemerdekaan
BACA JUGA:Dari Keramik, Senjata hingga Mata Uang
"Tidak seperti uang sekarang, kalau uang di masa Kesultanan Palembang berlakunya hanya untuk wilayah Kesultanan Palembang," katanya.
Ditambahkan, setiap masa seorang Sultan biasanya mengeluarkan mata uang/pitis, seperti susuhunan Sultan Abdurrahman akan tertulis di pitis-nya nama sultan tersebut. (tin/fad)