JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID – Pertumbuhan kredit di Indonesia pada Oktober 2024 menunjukkan kekuatan yang signifikan dengan kenaikan sebesar 10,92% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Peningkatan ini mencerminkan stabilitas sektor perbankan dalam menyalurkan kredit yang didukung oleh berbagai faktor.
Termasuk realokasi likuiditas ke kredit, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK), dan insentif Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) dari Bank Indonesia.
Hingga akhir Oktober 2024, Bank Indonesia telah mengalokasikan insentif KLM sebesar Rp259 triliun kepada sejumlah kelompok perbankan.
BACA JUGA:Ekonom Bank Mandiri : Optimistis Ekonomi Indonesia Tetap Solid
Rinciannya, bank BUMN menerima Rp120,9 triliun, Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) mendapatkan Rp110,9 triliun, Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebesar Rp24,7 triliun, dan Kantor Cabang Bank Asing (KCBA) memperoleh Rp2,6 triliun.
Fokus pada Sektor Prioritas
Penyaluran insentif KLM diarahkan untuk mendukung sektor-sektor strategis, meliputi:
Hilirisasi Minerba dan Pangan
Otomotif
BACA JUGA:Bank BRI Kayuagung Jadi Pilihan Tepat Menyimpan Uang, Hadiah Menarik Hingga Grand Prize Mobil
Perdagangan dan Listrik, Gas, dan Air (LGA)
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)