ABU DHABI, SUMATERAEKSPRES.ID - PT PLN (Persero) melalui subholding Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menggandeng Mubadala Energy, perusahaan energi Uni Emirat Arab (UEA).
Kerjasama ini berupa kerjasama utilisasi dan pengembangan infrastruktur gas bumi dari Blok Andaman Selatan di lepas pantai utara Aceh.
BACA JUGA:COP29, PLN Dorong Kolaborasi Global Perkuat Energi Hijau
BACA JUGA:Intip Besaran Gaji Pegawai PLN 2024: Semua Posisi dan Grade Jabatan
Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) kedua belah pihak pada Selasa (5/11) di Abu Dhabi.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, kerja sama antara PLN dengan Mubadala Energy merupakan wujud komitmen perseroan untuk mendorong pemanfaatan gas bumi di sektor kelistrikan.
Upaya ini searah dengan program transisi energi pemerintah Indonesia untuk mencapai nol emisi di tahun 2060. "Gas bumi merupakan sumber energi yang vital dalam mendorong transisi energi sektor kelistrikan.
Indonesia memiliki potensi sumber gas bumi yang melimpah dan kerjasama ini akan mendorong hadirnya alternatif sumber energi untuk pembangkit listrik," kata Darmawan.
Darmawan menambahkan, dengan kolaborasi ini, PLN berpotensi mendapatkan pasokan gas sebagai sumber energi rendah emisi.
Selanjutnya, kedua belah pihak akan segera melakukan studi menyeluruh terkait pemanfaatan gas yang ditemukan di Blok Andaman Selatan.
"PLN berkomitmen penuh mengembangkan energi yang lebih hijau untuk memastikan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Perubahan iklim menjadi isu global sehingga dalam penanganannya pun diperlukan kolaborasi kolektif," jelas Darmawan.
Sementara itu, Managing Director & CEO Mubadala Energy Mansoor Mohamed Al Hamed mengatakan, penandatanganan MoU menjadi tahapan penting dalam pengembangan energi berkelanjutan antara kedua belah pihak.
"Kami percaya dengan kerja sama ini dapat mengoptimalkan potensi Blok Andaman Selatan dan memberikan dampak yang signifikan bagi perusahaan maupun seluruh wilayah," kata Mansoor.
Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara menjelaskan, gas bumi yang akan dieksplorasi berasal dari sumur Layaran dan Tangkulo di wilayah lepas pantai utara Aceh. Kedua sumur tersebut diestimasi mengandung lebih dari 8 TCF gas.