Israel Perkuat Pangkalan Udara Nevatim dan Tambah Pengamanan Bagi Pejabat Tinggi dari Ancaman Iran

Selasa 05 Nov 2024 - 06:21 WIB
Reporter : Berry
Editor : Novis

Para tersangka dituduh memotret dan mengumpulkan informasi di pangkalan dan fasilitas IDF, termasuk markas pertahanan Kirya di Tel Aviv dan pangkalan udara Nevatim dan Ramat David, atas nama agen Iran yang berhubungan dengan mereka melalui perantara Turki.

Sebagai imbalan atas tindakan mereka, para tersangka diduga dibayar ratusan ribu dolar, sebagian dalam bentuk mata uang kripto, dan sebagian lagi dalam bentuk tunai yang dikirimkan oleh turis Rusia.

Kepala Polisi Israel Inspektur Yaron Binyamin,  menyebutnya “salah satu kasus paling parah yang pernah kami selidiki. Ada kemungkinan nyata bahwa tuduhan utamanya adalah membantu musuh di masa perang, yang hukumannya adalah hukuman mati atau penjara seumur hidup.”

Iran juga disebut melakukan serangkaian langkah merekrut warga Israel untuk menjalankan misi, termasuk pembunuhan.

Pada bulan September, seorang pria dari kota selatan Ashkelon ditangkap atas tuduhan bahwa dia diselundupkan ke Iran dua kali dan menerima pembayaran untuk melaksanakan misi atas nama Teheran. Ia direkrut untuk membunuh perdana menteri Israel, menteri pertahanan, atau kepala negara. 

BACA JUGA:Iran Tingkatkan Anggaran Militer, Israel Beri Peringatan

BACA JUGA:DK PBB Serukan Gencatan Senjata untuk Stabilitas Wilayah Pasca Serangan Israel ke Iran

Kemudian, pada tanggal 14 Oktober, seorang pria dan rekannya yang berusia 18 tahun, keduanya dari Ramat Gan, ditangkap dengan tuduhan melakukan berbagai tindakan sabotase dan vandalisme atas nama agen Iran.

Pada tanggal 16 Oktober, Kantor Kepolisian dan Kejaksaan Israel mengumumkan penangkapan seorang pria dari Israel tengah, yang diduga memperoleh senjata untuk membunuh seorang ilmuwan Israel atas instruksi dari agen Iran, setelah melakukan beberapa tugas kecil atas nama agen tersebut.

Belum lama ini pada tanggal 31 Oktober, pasangan Israel dari Lod didakwa karena dicurigai menjadi mata-mata Iran.

Para pejabat mengatakan keduanya mengumpulkan informasi intelijen di situs-situs infrastruktur utama nasional dan mengikuti seorang tokoh akademis di sebuah lembaga pemikir keamanan yang diduga ingin dianiaya secara fisik oleh Iran.

Kategori :