PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Lapangan Aneka Komperta Kilang Pertamina Plaju dipenuhi pekerja dengan cucuran keringat, akhir pekan lalu. Saat sebagian besar orang menikmati waktu akhir pekan dengan bersantai, para pekerja PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU III Plaju justru memilih memacu semangat lewat Fun Duathlon.
Tak sekadar olahraga biasa, kegiatan ini menggabungkan lari atau jalan sejauh 4 kilometer, lanjut bersepeda 12 kilometer. Para pekerja menolak sedentary lifestyle (tak banyak bergerak) dan terus merangkul gaya hidup sehat. Menurut General Manager RU III Plaju-PT Kilang Pertamina Internasional, Hermawan Budiantoro, upaya ini menjadi salah satu cara perusahaan mendukung pekerja yang berkomitmen menjaga kesehatan dan kebugaran.
“Kesehatan pekerja adalah prioritas kami. Karena itu kami menggelar berbagai kegiatan olahraga, mulai dari senam Jumat, fun walk, hingga duathlon," tukasnya. Pihaknya, kata Hermawan, baru saja menutup program KPI Green Journey Challenge, sebuah tantangan ambisius untuk bersama-sama menempuh 700.000 kilometer lewat jalan atau lari.
Dari target tersebut, pekerja RU III menyumbang 22.701 kilometer, berkat partisipasi aktif dari 132 pekerja. “Harapannya, setelah mendapat panduan dari ahlinya, teman-teman lebih percaya diri berolahraga dan terus menjalani gaya hidup sehat. Ini bentuk apresiasi kami untuk pekerja yang berupaya menjaga kesehatan agar Kilang RU III lebih handal dan produktif,” sebutnya.
BACA JUGA:USS 2024 Presented by BRImo: Sinergi Fashion dan Lifestyle, BRI Dukung Kreativitas Anak Muda
BACA JUGA:Pebisnis Cantik Ikut Musi Run Seri V 2024 10K, Lari adalah Lifestyle
Di tengah antusiasme berolahraga, perusahaan juga memahami pentingnya keamanan. Agar setiap langkah tetap aman dari cedera, panitia dari Health-HSSE Kilang Pertamina Plaju mengundang dr Doli Sitompul, Spesialis Orthopedi dan Traumatologi yang juga mendalami sports medicine.
Menurut dr Doli, ada beberapa cedera paling sering dialami para peserta duathlon. Nyeri leher sering kali muncul akibat posisi tubuh yang tegang selama bersepeda, sementara nyeri lengan bawah dan nyeri tangan biasanya disebabkan oleh tekanan berulang pada stang sepeda.
Nyeri punggung bawah menjadi keluhan yang umum ketika posisi duduk di atas sepeda kurang tepat, sedangkan nyeri pinggul dan nyeri lutut biasanya menyerang saat peralihan dari bersepeda ke lari. Tak jarang, peserta juga mengalami nyeri pergelangan kaki dan mati rasa pada kaki setelah bersepeda atau berlari dalam waktu lama.
Selain itu, iritasi akibat kontak dengan sadel atau yang disebut saddle sore juga kerap terjadi, dan cedera sendi AC (acromioclavicular joint sprain) dapat terjadi dari tekanan saat menjaga keseimbangan. Untuk mengatasi dan mencegah cedera-cedera ini, dr Doli memberikan sejumlah langkah preventif yang sederhana namun penting.
BACA JUGA:Lestarikan Pusaka Leluhur, Its Lifestyle
BACA JUGA:Gelorakan Gaya Hidup Electrifying Lifestyle
Preparation atau persiapan fisik dan mental yang matang adalah kunci awal. Pemanasan yang benar, latihan peregangan, dan memastikan hidrasi tubuh menjadi langkah dasar untuk siap beraksi. Ia mengingatkan peserta tetap fokus pada postur selama berolahraga, baik saat berlari maupun bersepeda. "Menjaga posisi tubuh yang benar tidak hanya menghindarkan dari cedera, juga meningkatkan kenyamanan beraktivitas," ungkapnya.
Mengenali batasan tubuh sendiri atau self measurement juga tak kalah penting. Dia menekankan agar memahami tingkat intensitas atau durasi olahraga yang sesuai dengan kondisi fisik membantu mencegah overuse pada otot dan sendi. Terakhir, ia menyoroti pentingnya rest dan recovery. "Memberikan waktu bagi tubuh untuk beristirahat dan pulih merupakan bagian integral dari olahraga yang aman dan efektif," tukasnya.
Dengan langkah-langkah preventif ini, dr Doli berharap para pekerja dapat menikmati olahraga dengan nyaman dan tetap bugar tanpa perlu khawatir cedera. "Mengelola kesehatan tubuh melalui perencanaan yang matang dan disiplin adalah kunci untuk menjalani hidup aktif dan produktif," pesannya.