SUMATERAEKSPRES.ID- Setelah beberapa hari dilanda cuaca panas dan kering tanpa hujan, wilayah di Indonesia tiba-tiba diguyur hujan deras yang disertai fenomena yang mengejutkan hujan es.
Fenomena alam ini tidak hanya menarik perhatian masyarakat, tetapi juga memicu kekhawatiran, terutama terkait dampak yang ditimbulkan.
Peneliti senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) ITS, Dr Ir Amien Widodo MSi memberikan penjelasan tentang penyebab terjadinya hujan es di Indonesia yang pada umumnya jarang terjadi.
Menurutnya, hujan es atau hail, disebabkan oleh awan Cumulonimbus (Cb) yang sangat besar dan gelap, sering tampak berbentuk seperti jamur.
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca BMKG Sumatera Selatan, 2 November 2024, Waspada Hujan Petir di 15 Daerah
BACA JUGA:Cuaca Mendung dan Suhu Tetap Terik di Palembang Hari Ini
“Awan ini sering muncul dari awal hingga akhir musim penghujan dan dapat menyebabkan hujan es karena aliran udara yang turun dengan kecepatan tinggi,” ungkap Amien.
Ia menjelaskan bahwa awan Cb terbentuk saat udara panas yang naik bertemu udara dingin di lapisan atas atmosfer.
Jika suhu permukaan cukup rendah, uap air di awan akan berubah menjadi butiran es.
Saat butiran ini tidak bisa lagi ditahan oleh aliran udara, maka akan jatuh sebagai hujan es.
“Dengan kondisi suhu permukaan yang rendah, hujan yang turun bisa berbentuk es kecil hingga besar,” jelas Amien lagi.
BACA JUGA:Cuaca Ekstrem Menghantam Lubuklinggau, Satu Rumah Roboh Diterjang Angin Kencang
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca Sumatera Selatan Jumat 1 November 2024: Hujan Petir dan Angin Kencang Mengancam
Yang lebih mengkhawatirkan adalah potensi angin puting beliung yang sering kali menyertai awan Cumulonimbus ini.
“Awan Cb juga bisa membawa angin puting beliung yang sangat kencang, sehingga semakin memperburuk dampak hujan es,” katanya.