LUBUKLINGGAU, SUMATERAEKSPRES.ID - Pengamanan ekstra ketat dilakukan Polres Lubuklinggau dalam debat publik pilkada. Ratusan personel dikerahkan. Selain itu juga dilakukan penggunaan metal detektor hingga pembatasan jumlah peserta.
Kapolres Lubuklinggau AKBP Bobby Khususmawardhana tak inginkan adanya ceos maupun insiden. ‘’Hari ini (kemarin, red) kita melaksanakan debat publik ada 200 lebih personel dikerahkan, baik berpakaian dinas maupun berpakaian preman.
BACA JUGA:30 Anggota DPRD Izin Cuti Hadiri Debat
BACA JUGA:Media Dilarang Masuk, Diskusi Publik Terlihat Seperti Debat yang Dipertanyakan
Kita juga lakukan pemeriksaan dengan metal detektor jangan sampai ada yang membawa sajam, dan benda berbahaya lainnya,” ujarnya.
Dikatakan, untuk massa simpatisan dibatasi 70 orang setiap paslon. Bahkan paslon dan pendukung pun diatur keluar dan masuknya. ‘’Kita berharap tidak terjadi singgungan antar simpatisan,” ujarnya.
Terkait masalah teknis seperti tidak diperkenankan awak media, Kapolres menegaskan akan menanyakan langsung permasalahan itu ke komisioner KPUD Kota Lubuklinggau.
“Untuk teknis pelaksanaan itu bagian KPU nanti bisa dikonfirmasi ke KPUD kenapa rekan rekan media tidak boleh masuk,” tegasnya.
Rudi, salah satu awak media mengaku sangat kecewa dengan pelaksanaan agenda politik tersebut.
Dia menegaskan jika kegiatan ini bukan sebagai debat publik namun lebih cenderung ‘Diskusi Publik’. ‘’Seharusnya untuk MC atau finalis yang ikut harus paham soal politik.
Untuk jurnalis seharusnya KPU menyiapkan wadah peliputan debat paslon, bukan diarahkan jurnalis ikut ke paslon, karena media itu posisinya netral tidak ada berkepihakan,” jelasnya.
Dia mengaku, seluruh pewarta dari media nasional, regional maupun lokal tidak diperbolehkan masuk dan diarahkan menonton medsos KPUD Lubuklinggau.
BACA JUGA:KPUD Muratara Siapkan Debat Publik Calon Bupati dan Wakil Bupati 2024
‘’KPU jangan bodoh, kegiatan seperti ini harusnya dilakukan secara terbuka untuk publik, bukan dibatas batasi,” bebernya.