Terang Hingga Ujung Wilayah, Rasio Elektrifikasi Sumsel 99,99 Persen, Kolaborasi Hasilkan Energi Bersih

Minggu 27 Oct 2024 - 21:23 WIB
Reporter : Martha
Editor : Edi Sumeks

Terpisah, Manager PLN ULP Muara Enim, Irfan Maulana mengatakan sejauh ini semua daerah di lingkup ULP Muara Enim sudah masuk jaringan listrik. "Listrik sudah operasi full," ungkapnya. Sumber listriknya dari PLTU, dengan jumlah pelanggan 100 ribu lebih. Di Muara Enim sudah pula dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Selain Pemkab Muara Enim dengan kapasitas 82.500 Volt Ampere (VA), juga dikembangkan pada sektor persawahan. Hal ini sudah dilakukan di Desa Karang Raja, Kabupaten Muara Enim. 

Di sinilah terjadi sinergi dan kolaborasi antara pemerintah dengan BUMD, dalam hal ini PT Bukit Asam Tbk untuk membangun PLTS, mulai 2021 dan beroperasi 2023 lalu. Kapasitasnya 38 kilowatt peak (kWp). Yang terdiri 76 model, di mana setiap model berkapasitas 500 Wattpeak

PLTS itu menghasilkan listrik untuk menghidupkan dua pompa berkapasitas 20 liter per detik. Nah, dengan pompa itu, para petani menyedot air dari Sungai Enim sejauh 1,29 kilometer. Air yang disedot kemudian ditampung dulu pada bak reservoir. Baru selanjutnya dialirkan ke areal persawahan seluas 35 hektare.

Sawah ini menjadi sumber kehidupan sekitar 121 petani, baik pemilik maupun penggarap. Penggunaan pompa dengan memanfaatkan PLTS ini meminimalisir pengeluaran. “Alhamdulillah, selama musim kemarau panjang, sawah tetap dialiri air, meski air Sungai Enim surut,” ungkap Meyda, petani di sana.

BACA JUGA:PLN Sukses Operasikan PLTS 10 MW, Tunjukkan IKN Dilayani Energi Bersih

BACA JUGA:Tentukan Sistem Kuota PLTS Atap

Sebelum adanya PLTS ini, pertanian padi di Desa Karang Raja sangat bergantung pada hujan. Dalam setahun hanya bisa satu kali tanam. Maksimal dua kali. Tapi, dengan adanya pengairan memanfaatkan PLTS ini, maka mulai 2023 lalu, para petani sudah bisa tiga kali tanam. “Kami tidak takut kekeringan lagi,hasil panen juga meningkat,” tukasnya.

Sebelum ini, Palembang sudah lebih dulu memiliki PLTS. Kapasitasnya 2 Megawatt (MW). Dibangun di kawasan Jakabaring, sebagai salah satu pemasok listrik untuk mendukung suksesnya Asian Games 2018.

PLTS ini proyek kerja sama atau Joint Crediting Mechanism antara Pemerintah Indonesia dengan Jepang, yang nilainya mencapai US$139 juta. Sekitar US$83 juta merupakan investasi pihak swasta Indonesia dan sisanya sekitar US$56 juta subsidi dari Jepang.

Kehadiran PLTS Jakabaring pada lahan seluas 2,5 hektare itu tak hanya untuk hasilkan listrik, tapi juga kurangi emisi karbondioksisa (CO2) 1.303 ton per tahun. Listrik yang dihasilkan kemudian dijual kepada PLN.

Terkait pengembangan energi bersih, Kabid Energi Dinas ESDM Sumsel, Dr Aryansyah MT sebelumnya mengatakan, Pemprov Sumsel telah memfasilitasi masyarakat untuk mampu memanfaatkan sumber EBT.

BACA JUGA:Gencar Bangun PLTS untuk Pertanian

BACA JUGA:PLTS Tahap 1 Kapasitas 10 MW Sukses Dioperasikan, PLN Tunjukkan IKN Dilayani Energi Bersih

Potensi energi baru terbarukan (EEBT) di Sumsel cukup besar. Mencapai 21.032 Mega Watt (MW). Berasal dari tenaga angin sebesar 301 MW, tapi belum termanfaatkan. Bio energi 2.132 MW, kapasitas terpasang 813,41 MW (82,24 persen). Lalu dari tenaga air 448 MW, kapasitas terpasang 21,96 MW (2,7 persen). Sedangkan tenaga surya 17.233 MWp, kapasitas terpasang 7,75 MWp (0,78 persen) dan panas bumi 918 MW, dengan kapasitas terpasang 146 MW atau 14,76 persen.

 “PLTS di Muara Enim membantu sawah tadah hujan tetap teraliri air saat musim kemarau. Dengan listrik dari tenaga surya, pompa dioperasionalkan untuk menyedot air dari sungai lalu dialirkan ke areal persawahan,” jelasnya.

Pemprov Sumsel juga memfasilitasi petani di Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin untuk menghasilkan energi listrik dari kulit singkong. “Biomass yang dihasilkan dari kulit singkong dimanfaatkan untuk memompa air mengaliri persawahan mereka,” kata Aryansyah.

Kategori :