“Kami juga berkoordinasi dengan Satreskrim Polres OKU Timur untuk menangani kasus ini lebih lanjut,” ujar Iptu Wahyudin.
Berdasarkan pengakuan dari saksi, diketahui bahwa pelaku mengenakan kaos berwarna merah muda dan menyimpan pisau di pinggang sebelah kirinya.
Menurut Kapolsek, ada indikasi kuat bahwa pelaku telah merencanakan tindak penganiayaan ini. Saat ini, pelaku masih dalam pengejaran karena melarikan diri usai kejadian.
Sebelum insiden, antara pelaku dan korban telah terjadi perselisihan terkait pelaksanaan sholat Jumat di Masjid Darussalam. Beberapa hari sebelum kejadian, Jupri, selaku Kepala Desa Sidodadi, dikabarkan sempat mengingatkan korban agar pelaksanaan sholat Jumat hanya diadakan di Masjid Jami' Sabilil Muttaqin, masjid lama di desa tersebut. Alasannya adalah agar masyarakat fokus beribadah di satu tempat pada saat pelaksanaan sholat Jumat.
Namun, korban dan beberapa warga tetap melaksanakan sholat Jumat di Masjid Darussalam.
Hal inilah yang diduga memicu tindakan nekat Jupri yang berujung pada penganiayaan terhadap Ali Fathan.
Hingga kini, pihak kepolisian masih mengembangkan penyelidikan terkait motif serta latar belakang konflik yang memicu tindakan brutal ini.
Polisi Serius Tangani Kasus
Kasus ini mendapatkan perhatian serius dari pihak kepolisian. Kapolsek Belitang I mengungkapkan bahwa semua bukti dan hasil pemeriksaan saksi akan dikumpulkan dan dikaji untuk mendapatkan gambaran utuh terkait rencana penganiayaan ini.
“Dugaan kuat bahwa pelaku sudah merencanakan aksinya ini menjadi titik fokus dalam penyelidikan kami,” tegas Iptu Wahyudin.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan dari keluarga pelaku terkait tindakannya tersebut. Masyarakat setempat diimbau untuk tidak berspekulasi lebih jauh hingga proses hukum berjalan.