SUMATERAEKSPRES.ID - Ketegangan antara Iran dan Israel semakin meningkat, dengan laporan bahwa Tel Aviv tengah mempersiapkan serangan balasan besar terhadap Iran.
Pada awal Oktober 2024, Iran meluncurkan sekitar 180 rudal balistik ke wilayah Israel sebagai respons atas tewasnya sejumlah pemimpin Hamas dan Hizbullah, serta seorang komandan Garda Revolusi Iran.
Serangan ini menyebabkan kerugian yang diperkirakan mencapai US$ 53 juta (sekitar Rp 824,6 miliar) dan merusak sepuluh lokasi di Israel.
BACA JUGA:Benarkah Hizbullah Didukung Rusia dan Cina dalam Perang Melawan Israel? Ini Fakta Geopolitiknya!
BACA JUGA:Kematian Yahya Sinwar Picu Peningkatan Ketegangan Israel-Palestina, Konflik di Gaza Semakin Memanas
Dalam menghadapi potensi serangan lebih lanjut dari Iran, Israel telah memperkuat sistem pertahanannya. Namun, hingga saat ini, belum ada konfirmasi mengenai target spesifik yang akan diserang oleh Israel.
Menlu Iran, Abbas Araghchi, mengungkapkan bahwa negara mereka telah berupaya meredakan ketegangan, tetapi tetap siap menghadapi segala skenario.
Iran juga menginginkan agar Israel tidak memperluas konflik ke seluruh kawasan Timur Tengah.
BACA JUGA:Eskalasi Perang Israel dan Hizbullah, Situasi Keamanan di Timur Tengah Semakin Memburuk
BACA JUGA:Hamas dan Hizbullah, Musuh Utama Zionis Israel di Timur Tengah, Ini Perbandingan Kekuatannya
Tensi semakin meningkat setelah Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, memperingatkan bahwa Amerika Serikat akan menghadapi konsekuensi jika Israel melancarkan serangan.
Hal ini diperkuat oleh laporan bahwa Presiden AS, Joe Biden, memberikan dukungan penuh kepada Israel untuk melakukan serangan balasan.
Dalam surat kepada Sekjen PBB, Antonio Guterres, Iravani menegaskan bahwa dukungan AS kepada Israel melanggar prinsip-prinsip dasar hukum internasional.
BACA JUGA:Ketegangan Meningkat: Serangan Iran ke Israel Memicu Krisis Regional
BACA JUGA:Konflik Panjang Israel-Lebanon, Sejarah dan Perkembangan Terkini