Rendahnya penduduk bekerja yang berpendidikan tinggi dimungkinkan karena mahalnya biaya pendidikan perguruan tinggi di Indonesia.Mahalnya biaya tersebut telah memberatkan mahasiswa terutama yang berasal dari kalangan menengah ke bawah untuk mengakses pendidikan di perguruan tinggi. Padahal kualitas pendidikan tenaga kerja yang tersedia menjadi faktor penentu keberhasilan dari pemanfaatan bonus demografi.
Sedangkan produktivitas tenaga kerja salah satunya dapat digambarkandari status pekerjaan utamanya apakah bekerja pada kegiatan formal atau informal. Umumnya pendapatan yang diperoleh pada kegiatan formal lebih besar dibandingkan pada kegiatan informal.
Dari sisi perlindungan sosial, pekerja formal juga lebih terlindungi karena umumnya pekerja formal mendapatkan jaminan kesehatan dan pensiun. Pada Februari 2024 penduduk yang bekerja pada kegiatan informal sebesar 63,41 persen, sedangkan pekerja formal hanya sebesar 36,59 persen.
Melihat kondisi ini perlu kebijakan strategis yang diambil untuk mengoptimalkan momen bonus demografi, diantaranya dengan meningkatkan kualitas pendidikan tenaga kerja, memperluas kesempatan kerja, dan menjagakondisi pasar kerja yang kondusif, sehingga dapat memberikan peluang bagi mereka yang berusia produktif agar dapat berkontribusi maksimal dalam pembangunan ekonomi.
Program pemerintah terkait peningkatan kualitas tenaga kerjadapat dilakukan dengan memberikan pelatihan keterampilan kepada tenaga kerja sesuai dengan perkembangan dunia kerja saat ini.
Tenaga kerja harus adaptif dan berusaha untuk meningkatkan soft skill dan hard skillyang dibutuhkan oleh pasar tenaga kerja. Investasi, terutama pada lapangan usaha yang banyak menciptakan lapangan kerja formal juga perlu ditingkatkan. Selain itu, pemerintah juga perlu memberikan perlindungan jaminan sosial seluruh tenaga kerja baik formal maupun informal. (*)