“Kalau nyampak langsung kanyut saking kederesnya,” terangnya. Sebaliknya ketika musim kemarau, sungai Kedukan menjadi tempat permainan anak-anak.
Sekitar tahun 1964 dasar dari sungai Kedukan sendiri pasir. “Kalau surut bisa berlari. Sekarang ini lumpur sampai dengan dua meter,” ujarnya.
Pada intinya, sungai Kedukan merupakan induk dari sungai-sungai kecil yang ada disekitar kawasan kecamatan Seberang Ulu 1.
Sedikit menguak sejarah, disebut nama Sungai Kedukan karena dibuat atau diperlebar. “Sudah ada sungai asli kemudian diperlebar zaman Kesultanan,” ungkapnya.
Pemerintah Kota Palembang, bersama dengan masyarakat setempat, berusaha untuk melestarikan jejak sejarah ini.
Salah satu bentuk nyata adalah dengan membangun situs informasi sejarah di sekitar Jalan Sungai Kedukan, yang memberikan edukasi kepada warga dan wisatawan tentang peranan sungai tersebut dalam sejarah Sriwijaya.
Selain itu, wisata sejarah di kawasan ini juga diperkenalkan melalui berbagai kegiatan budaya, seperti peringatan hari jadi Sriwijaya dan tur sejarah di sepanjang kawasan bersejarah Palembang.
Kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk mengangkat kembali peran Palembang sebagai pusat peradaban maritim yang berpengaruh di Asia Tenggara pada masanya.
Perubahan nama Sungai Kedukan menjadi nama jalan di Kecamatan Seberang Ulu 1, Palembang, bukan hanya sekedar penamaan, tetapi merupakan bentuk penghormatan terhadap sejarah dan peran penting sungai ini dalam berdirinya Sriwijaya.
Dengan demikian, masyarakat Palembang diharapkan dapat terus menghargai dan melestarikan warisan sejarah tersebut, serta menanamkan semangat kebanggaan terhadap identitas kota mereka yang kaya akan sejarah.
BACA JUGA:Palembang Kota Air yang Hilang? Ini Fakta Mencengangkan Sungai Tengkuruk, Ada Mistisnya Lho!
Di tengah arus modernisasi, sejarah seperti ini tetap relevan sebagai pengingat akan kejayaan masa lalu dan sebagai fondasi untuk membangun masa depan yang lebih cerah.
Warga jalan Sungai Kedukan yang diabadikan nama jalan terdapat di lingkungan RT.25 RW.6 Kelurahan 5 Ulu Palembang., Burhan, mengatakan sejak kecil nama lorong tempat dia berada sudah dinamakan Lorong Kedukan.