Proyek dengan nilai investasi sebesar Rp14,981 triliun ini nantinya akan menghubungkan Kota Palembang dengan Betung. Akan memperpendek waktu tempuh perjalanan antarwilayah dari yang sebelumnya 3,5 jam menjadi 1 jam saja. “Ditargetkan rampung akhir 2025,” bebernya.
Selain itu, ruas tol ini akan menjadi salah satu jalur utama yang menghubungkan kawasan ekonomi, industri, dan Pelabuhan Bakauheni di Lampung. Dimana nantinya tol ini juga akan terhubung dengan Ruas Betung - Tempino - Jambi yang saat ini progres konstruksinya menunjukkan perkembangan signifikan.
Jika telah rampung, JTTS akan tersambung seutuhnya dari Lampung hingga Jambi tanpa putus. Dia yakin, kehadiran Tol Palembang-Betung tidak hanya akan memperlancar arus distribusi barang dan jasa. Tetapi juga berdampak signifikan pada pengembangan ekonomi wilayah.
“Kami berharap kehadiran jalan tol ini bisa memberikan manfaat yang berkelanjutan dan mendukung perkembangan industri serta pariwisata di Sumatra Selatan," jelas Adjib.
BACA JUGA:Puluhan Truk ODOL Ditilang, Ingatkan Perusahaan Taati Aturan
BACA JUGA:Pakai Alat Tercanggih, Truk ODOL Masih Lolos, Sehari Melintas 4.000 Truk, Hanya 150 Unit Masuk UPPKB
Sekda Banyuasin, Erwin Ibrahim, membenarkan pembangunan Jalan Tol Palembang - Betung akan segera dilanjutkan tahun 2024 ini. Namun pihak Hutama Karya berdasarkan hasil keputusan rapat dengan Kementerian Koordinator Perekonomian beberapa waktu lalu, sedang mengajukan perpanjangan Penlok (penetapan lokasi) kepada bupati Banyuasin.
"Setelah pihak HK akan menyelesaikan administrasi dengan berbagai pihak yg targetnya dalam tahun ini akan segera kembali bekerja,"tukasnya. Pastinya keberadaan jalan tol Palembang-Betung sangat besar sekali manfaatnya bagi Banyuasin.
Seperti mengatasi kemacetan di jalan lintas Timur Palembang Betung. Kemudian juga meningkatkan perekonomian masyarakat, karena transportasi menjadi lebih singkat keluar daerah dalam mengangkut hasil bumi dan lainnya.
Lanjut Adjib, dalam kurun waktu satu dekade, Hutama Karya dalam tahap penyelesaian kurang lebih 1.235 km dari 2.845 kilometer JTTS atau hampir 50% nya. Ruas-ruas tol strategis yang sudah beroperasi diantaranya Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung, Palembang – Indralaya, Pekanbaru – Dumai, hingga Indrapura – Kisaran kini telah dilintasi oleh jutaan kendaraan.
Keberadaan JTTS telah membawa dampak nyata dalam meningkatkan mobilitas masyarakat danmendukung pertumbuhan ekonomi di Sumatera. Para pengguna jalan tol kini menikmati perjalananyang lebih cepat dan efisien, yang mempercepat distribusi barang dan jasa di wilayah tersebut.
Saat ini, Hutama Karya juga telah melanjutkan pengembangan JTTS Tahap II yang akan menghubungkan Palembang hingga Jambi. Proyek ini bertujuan untuk memperkuat jaringan jalan bebas hambatan yang akan semakin mempermudah konektivitas antar provinsi dan menggerakkan perekonomian lokal.
Pembangunan JTTS dimulai sejak tahun 2015, ketika Hutama Karya menerima mandat untuk mengembangkan ruas-ruas tol di Sumatera. Pemerintah memberikan dukungan melalui Penyertaan Modal Negara (PMN), yang sejak saat itu telah mencapai Rp131,146 triliun.
PMN ini digunakan untuk pembiayaan konstruksi, serta pembebasan lahan yang diperlukan untuk mempercepat pembangunan JTTS. Infrastruktur tol ini juga menciptakan banyak lapangan kerja, baik di sektor konstruksi maupun pengoperasian jalan tol.
Ribuan tenaga kerja lokal telah diberdayakan dalam proyek-proyek ini, turutmendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Selain itu, JTTS juga memicu pertumbuhan sektor lain,seperti pariwisata dan investasi. Wilayah-wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau kini menjadi lebihmudah diakses, menarik lebih banyak wisatawan dan investor untuk datang.
Hutama Karya berkomitmen memastikan bahwa pembangunan JTTS akan berkelanjutan. Sehingga diharapkan backbone (jalur utama) segera dapat tersambung sepenuhnya menyesuaikan denganarahan dan rencana pemerintah.