SUMATERAEKSPRES.ID - Bintang adalah benda langit yang memancarkan cahaya akibat reaksi fusi nuklir yang menghasilkan energi diintinya.
Perlu dicatat bahwa "bintang semu" bukanlah bintang, melainkan planet yang memantulkan cahaya dari bintang lain dan tampak bersinar di langit seperti bintang.
Namun, sadarkah anda bila bintang-bintang di langit kini semakin sulit dilihat? Berikut alasannya menurut sains.
Cahaya terang langit malam di atas kawasan berpenduduk, atau skyglow, membuat banyak orang sulit melihat bintang di langit malam.
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca Sumsel 13 Oktober 2024: Hujan Petir di Sore Hari, Simak Rinciannya!
BACA JUGA:Flashback Kondisi Bumi 80 Tahun Silam Lewat Fitur Timelapse Google Earth
Cahaya yang dipancarkan dari pencahayaan buatan berlebih diradiasikan atau dipantulkan ke atas dan kemudian dihamburkan oleh aerosol dan tetesan air atau partikel kecil seperti polutan di atmosfer.
Sebuah studi yang telah diterbitkan dalam jurnal Science mengungkapkan bahwa cahaya langit lebih sulit ditangkap oleh mata manusia dibandingkan pengukuran satelit terhadap cahaya buatan di Bumi.
Temuan ini merupakan tambahan terbaru dari semakin banyak literatur ilmiah tentang polusi cahaya yang telah ada setidaknya sejak setengah abad yang lalu.
Para peneliti menggunakan data kolaboratif dari program Globes at Night, yang dikelola oleh NOIRLab dan didanai oleh National Science Foundation Observatory Network.
BACA JUGA:Punya 90 persen Gen Identik, Ternyata ini Alasan Tikus Sering jadi Objek Penelitian
BACA JUGA:Alasan Jepang Bikin Satelit Kayu Pertama yang Siap Meluncur ke Luar Angkasa, Ternyata Karena Hal Ini
Tim peneliti menganalisis lebih dari 50.000 observasi dari para ilmuwan.
Penelitian menunjukkan bahwa kecerahan langit telah meningkat 9,6% selama dekade terakhir, dibandingkan dengan hanya 2% per tahun yang diukur dengan satelit.
Para penulis memperkirakan bahwa 80% orang di Amerika Serikat dan 30% orang di seluruh dunia tidak dapat melihat konstelasi Bima Sakti pada malam yang cerah.