Antara Romantisme Virtual dan Etika Islam

Minggu 06 Oct 2024 - 21:30 WIB
Oleh: tim

Tren Sleep Call di Kalangan Gen Z: 

SUMATERAEKSPRES.ID - Saat ini kita berada di era digital, sehingga semua aspek kehidupan tidak terlepas dari digitalisasi. Sebagai seorang Pendidik, saya melakukan beberapa pengamatan terhadap gejala yang terjadi di kalangan pelajar dan mahasiswa yang masuk dalam kategori Gen-Z, saya menyadari bahwa mereka sangat terhubung dengan dunia digital.

Generasi ini tumbuh dengan akses teknologi yang luar biasa, seperti smartphone, media sosial, dan berbagai platform pembelajaran online. Digitalisasi memengaruhi banyak aspek kehidupan mereka, mulai dari cara berinteraksi, belajar, hingga membangun identitas pribadi

Salah satu tren yang menarik pengamatan saya akhir-akhir ini adalah munculnya istilah sleep call yang menurut saya selaku seorang pendidik, tren ini telah menyalahi aturan norma-norma agama.

Dalam teorigenerasi yang dikemukakan oleh Graeme Codringtong dan Sue Grand Marshall, Gen-Z merupakan generasi yang lahir setelah generasi milenial, yaitu pada rentang tahun 1997-2012. Kita akan membahas sleep call juga yang lagi tren di kalangan ini. Gen-Z sering disebut sebagai digital natives  yaitu generasi yang bergantung pada teknologi khususnya media sosial dan internet. 

Mereka lebih cenderung menghabiskan waktu dengan internet ataupun media sosial. Selain itu, Gen-Z juga terbuka dalam berbagai informasi. Informasi membuat segala aspek kehidupan digital dapat kita akses lebih cepat, seperti munculnya tren sleep call yang baru-baru ini selalu menjadi perbincangan.

BACA JUGA:Kominfo Dorong UMKM Menuju Era Digital Melalui Program Teknologi 2024

BACA JUGA:BSI Bawa Pasar Gede Solo Masuk Era Digital dengan QRIS

Sleep call yang seakan menjadi sebuah tren saat ini di kalangan Gen-Z, adalah merupakan komunikasi dua arahdi mana dua orang berbicara melalui panggilan telepon atau video hingga tertidur. Tren ini sering dilihat sebagai bagian dari gaya hidup modern yang didorong oleh perkembangan teknologi dan kebutuhan untuk tetap terhubung dengan orang-orang terdekat, terutama dalam hubungan jarak jauh.

Dalam kontek sini, sleep call dianggap sebagai cara yang romantic atau menyenangkan untuk tetap merasa dekat, meskipun fisik terpisah. Namun, tren ini memunculkan pertanyaan penting terkait batasan-batasan agama, khususnya dalam pandangan Islam, yang menekankan pada etika dan moralitas dalam interaksi sosial. 

Bagi banyak orang, sleep call mungkin tampak seperti aktivitas yang tidak berbahaya. Namun, dari sudut pandang agama, terutama dalam Islam, terdapat beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan dalam menjaga kesucian hubungan, terutama antara lawan jenis.

Sleep call telah menjadi bagian dari gaya hidup digital yang disebarluaskan melalui media social seperti TikTok, Instagram, dan Twitter. Banyak remaja yang terinspirasi oleh selebriti atau influencer yang mempromosikan sleep call sebagai tindakan romantic atau "goals" dalam hubungan. Tren ini menjadi semakin viral karena mudah dilakukan dan memberikan kesan kedekatan yang dalam, meskipun pasangan tidak bertemu secara fisik.

BACA JUGA:5 Keterampilan Penting di 2024 untuk Berkembang di Era Digital

BACA JUGA:5 Cara Efektif Mengatasi Rasa Takut Tertinggal untuk Menghadapi Era Digital

Berdasarkan wawancara yang saya lakukan terdapat beberapa alas an mengapa sleep call populer di kalangan Gen-Z. Menurut mereka dengan tren ini mereka dapat merasakan kedekatan emosional (Sleep call memungkinkan pasangan untuk merasa terhubung secara emosional, meskipun tidak bias bertemu secara langsung). 

Pendapat lain mengatakan tren ini menimbulkan rasa aman (mendengar suara seseorang yang dicintai sebelum tidur dapat memberikan rasa aman dan nyaman). Alasan lain adalah karena mengikuti tren sosial yang berkembang, dimana media sosial dan platform digital lainnya telah mempopulerkan sleep call sebagai bagian dari "goals" dalam hubungan, menjadikannya simbol modern dari romantisme.

Kategori :