Kepala BNPB Ingatkan Sumsel: Jangan Jadikan Karhutla sebagai Primadona!

Selasa 01 Oct 2024 - 11:12 WIB
Reporter : Gite
Editor : Novis

MUARAENIM, SUMATERAEKSPRES.ID - Dinilai tinggi, Karhutla di Sumatera Selatan menjadi perhatian Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Untuk itu Kepala BNPB Letjen TNI Dr Suharyanto Ssos MM mengunjungi langsung Kabupaten Muara Enim tepatbya di Desa Putak Kecamatan Gelumbang, selasa 1 Oktober 2024.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr Suharyanto Ssos MM mengatakan Sumatera Selatan ini memang selalu terbanyak kebakaran hutannya sehingga bantuan yang diberikan juga termasuk yang terbanyak.

"Tapi ini tolong dirubah, manfaatkan waktu yang ada, hal hal yang bersifat kekurangan tolong dilengkapi," ujarnya. 

BACA JUGA:Karhutla Masih Terjadi Meski Turun Hujan, Waspada Bencana Lain

BACA JUGA:Pj Gubernur Sumsel Tinjau Posko Kesiapsiagaan Bencana Pasca Karhutlah di Muba, Beri Penegasan Ini!

Menurutnya, Sumsel jangan jadi primadona Karhutla, sehingga nama yang sudah baik harusnya bisa lebih baik lagi dengan penanganan karhutla sehingga bisa diturunkan.

"Karena karhula ini bisa diprediksi belajar dari pengalaman sebelumnya, sehingga bisa diantisipasi sebelum terjadi, bantuan pun juga bisa diberikan di awal," ungkapnya. 

Untuk daerah yang kesulitan air bisa dibuatkan embung atau kalaupun memang daerah kering bisa dibuatkan sumur bor.

"Untuk mengatasinya, BNPB membantu peralatan, ada 16 item yang diberikan untuk membantu penanganan karhutla," terangnya. 

Salah satunya adalah flexibel tank karena kendalanya adalah ketersediaan air, sehingga dirinya meminta agar perlengkapan ini digunakan sebaik mungkin.

"Kalau memang habis, seperti APD misalnya tidak apa apa ajukan lagi nanti dibantu lagi," tegasnya. 

BACA JUGA:Terpantau 198 Titik Hotspot, Bayung Lencir Zona Merah Karhutla

BACA JUGA:Karhutla Meluas di Belakang Perkantoran Empat Lawang, Hanguskan Kebun Karet dan Sawit

Dari 6 provinsi prioritas yang paling riskan kasus terbakar adalah Sumsel. 

Kategori :