BACA JUGA:Pepabri Dukung Enos-Yudha
BACA JUGA:OKU Timur Capai Universal Health Coverage: Komitmen Bupati Enos Tingkatkan Pelayanan Kesehatan
Misalnya tahun 2022 hasil penen di OKU sebanyak 875 ton gabah kering. Sementara hanya ada satu perusahaan besar yang melakukan hilirisasi gabah dengan teknologi di OKU Timur. Yakni PT Belitang Panen Raya (BPR).
"Setelah ditelusuri PT BPR hanya mampu menyerap 80-90 ton gabah kering per tahun," katanya Enos.
Dia menanyakan ke penggilingan konpensional. Penggilingan kompesional masyarakat ini rupanya kalah teknologi.
"Intinya penggilingan kompesional hitungannya tidak masuk jika dibanding harga jual. Mereka merasa tidak mendapat hasil, hitungannya biaya penggilingan kompensional lebih mahal," cetusnya.
Dengan kalah dalam teknologi itu, masyarakat memilih untuk menjual gabah ke luar Sumsel seperti ke Lampung dan sebagainya.
Sehingga menurutnya, OKU Timur masih membutuhkan prusahaan sekelas PT BPR, sebanyak 2 unit pabrik lagi.
"Kalau sistem pabrik teknologi ini siap, saya berencana di bidang hilirisasi ini untuk membuat aturan gabah tidak boleh keluar OKU Timur, sebelum dilakukan hilirisasi lokal," pungkasnya.