Indeks Acuan Wall Street Ditutup Melemah

Kamis 26 Sep 2024 - 21:46 WIB
Reporter : Neni
Editor : Edi Sumeks

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Indeks acuan Wall Street ditutup mayoritas melemah pada sesi 25 September 2024. Reli indeks Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 terhenti, setelah sebelumnya mencapai rekor tertinggi sepanjang masa (all time high) dalam beberapa hari berturut-turut.  ‘’Ini berdasarkan data riset yang dirilis Divisi Riset BEI,’’ ujar Hari Mulyono, kepala Kantor Perwakilan BEI Sumsel.

Dikatakannya, meski ada kekhawatiran perlambatan ekonomi, ketiga indeks saham masih berada di jalur positif untuk September. "Hal itu berkat langkah penurunan suku bunga Federal Reserve minggu lalu yang mendukung S&P 500 di tengah periode lemahnya perdagangan saham," katanya. 

Investor sedang menunggu lebih banyak indikator terkait kondisi ekonomi dan potensi penurunan suku bunga yang akan datang. "Sembilan dari 11 sektor di S&P 500 berakhir melemah, dipimpin sektor energi setelah harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun," ulasnya.

Dikatakan, pasar menantikan sejumlah rilis data ekonomi penting yang akan rilis pada minggu ini.  ata ekonomi AS terbaru menunjukan penjualan rumah baru turun 4,7 persen pada Agustus menjadi 716 ribu unit, lebih rendah dibandingkan pembacaan revisi pada Juli yang mencapai 751 ribu.  ‘’Fokus pasar akan lebih mencermati klaim pengangguran mingguan dan indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS di Agustus, yang keduanya akan dirilis akhir minggu ini," katanya.

BACA JUGA:Potensi Luar Biasa Ikan Patin di Banyuasin, Mendorong Ekonomi dan Pembangunan Masyarakat

BACA JUGA:Seat Cover Kulit Sapi Asli, Inovasi Lion Group yang Dukung Ekonomi Daerah

Di samping itu, peluang pemotongan 50 basis poin oleh bank sentral AS pada pertemuan November telah meningkat menjadi 57,4 persen.  "Menurut FedWatch Tool milik CME Group, pelemahan sejumlah saham turut membebani kinerja indeks acuan. Saham Citigroup, Bank of America dan JPMorgan & Chase membebani sektor perbankan yang lebih luas, dan membuatnya turun 0,93 persen. Penurunan 5,5 persen pada saham Amgen turut membebani Dow Jones," tuturnya. 

Selain itu, General Motors dan Ford, yang masing-masing jatuh lebih dari 4 persen setelah mengalami penurunan peringkat oleh Morgan Stanley. Saham Chevron turun lebih dari 2 persen. Namun, di sisi lain, saham Ncidia naik 2,2 persen. Hal itu mendorong kapitalisasi pasar Nvidia melampaui angka USD3 triliun. 

Sementara itu, perkembangan dari pasar saham domestik menunjukkan IHSG pada 25 September 2024 ditutup melemah 0,48 persen (dtd) ke posisi 7.740,90 dari penutupan sebelumnya pada level 7.778,49. "Nilai transaksi pada hari kemarin sebesar Rp19,60 triliun, dengan rata-rata nilai transaksi harian sebesar Rp12,82 triliun," terangnya. 

Sementara itu, lanjutnya,  investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp1,86 triliun. Secara akumulatif, investor asing membukukan net buy senilai Rp55,51 triliun sejak awal tahun. "Rupiah berdasarkan kurs Bloomberg terapresiasi ke level Rp15.100/USD dari sebelumnya Rp15.185/USD," bebernya. 

BACA JUGA: Ngeluh Himpitan Ekonomi, Ayah Muda di Mura Akhiri Hidup dengan Cara Tragis

BACA JUGA:Dukung Percepatan Transformasi Ekonomi, HUT Ke-76 Polwan RI

Beberapa perkembangan dari dalam negeri lainnya yaitu, Kemenko Perekonomian optimis pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen dapat tercapai pada 2025. "Pertumbuhan ini akan didukung kebijakan peningkatan produktivitas, infrastruktur, kerjasama internasional, dan ketahanan pangan," tururnya. 

BI memastikan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) akan dipertahankan dalam jangka panjang. SRBI dinilai efektif dalam mendukung transmisi kebijakan moneter, pendalaman pasar uang, dan stabilitas nilai tukar rupiah.  "BI akan meluncurkan Central Country Party (CCP) pada 30 September 2024. CCP dibentuk untuk mengembangkan hedging atau perlindungan dari risiko kerugian investasi di pasar uang dan pasar valuta asing (PUVA),’’ ujarnya. 

 

Kategori :

Terkait

Kamis 26 Sep 2024 - 21:46 WIB

Indeks Acuan Wall Street Ditutup Melemah