SUMATERAEKSPRES.ID - Penyakit tuberkulosis (TB) paru mungkin sudah tidak asing lagi di telinga sebagian masyarakat.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang sistem pernapasan, khususnya paru-paru.
Akibatnya, pengidap dapat mengalami sesak napas dan batuk kronis yang berkepanjangan.
Untuk mendiagnosis TB paru, dokter biasanya akan melakukan beberapa pemeriksaan, termasuk:
1. Tes Darah
Tes ini bertujuan untuk mengukur respons sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri Mycobacterium tuberculosis. Hasil tes ini akan menentukan apakah seseorang memiliki TB laten atau aktif.
2. Tes Dahak
Jika hasil rontgen dada menunjukkan indikasi TB, tes dahak akan dilakukan untuk mengetahui jenis obat yang paling sesuai bagi pengidap.
3. Tes Mantoux
Tes ini menggunakan Tuberculin Skin Test (TST), di mana zat tuberkulin disuntikkan di bawah kulit lengan. Setelah 48-72 jam, dokter akan memeriksa apakah terjadi pembengkakan di area suntikan.
BACA JUGA:Waduh, Kasus TBC di Indonesia Meningkat pasca-Pandemi Covid- 19
BACA JUGA:Ini Kata Pakar Cara Bedakan Batuk Pneumonia, Asma dan Tuberkulosis (TBC)
Jika terdapat benjolan merah dengan ukuran tertentu, kemungkinan besar pasien positif terinfeksi TB.
Penyakit TB paru sangat menular dan dapat berakibat fatal. Penyebaran bakteri terjadi melalui droplet saat pengidap batuk atau bersin, dan orang lain menghirup percikan tersebut.
Gejala yang umum muncul pada pengidap TB paru antara lain: