JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Penggunaan ban vulkanisir memang bisa menjadi solusi ekonomis karena harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan ban baru.
Namun, di balik keuntungan tersebut, ada risiko besar yang harus dipertimbangkan, terutama terkait keselamatan berkendara.
Meskipun harga lebih terjangkau, ban vulkanisir membawa sejumlah bahaya yang dapat memicu kecelakaan, terutama bagi pengemudi yang sering berkendara dengan kecepatan tinggi.
Untuk memastikan keselamatan di jalan, penting memahami risiko yang ditimbulkan oleh penggunaan ban vulkanisir.
BACA JUGA:Lebih Kuat, Lebih Canggih, Hyundai All-New SANTA FE Siap Menggebrak Indonesia
BACA JUGA:Ingin Bermain Catur? Unduh Dua Aplikasi Ini untuk Pengalaman Terbaik
Berikut ini adalah beberapa bahaya utama yang perlu diperhatikan melansir dari situs resmi Daihatsu.
1. Kendaraan Menjadi Tidak Stabil
Salah satu risiko paling signifikan dari penggunaan ban vulkanisir adalah berkurangnya stabilitas kendaraan.
Ban vulkanisir merupakan ban bekas yang permukaannya dilapisi kembali dengan lapisan karet baru. Proses vulkanisasi ini sering kali tidak menghasilkan ban dengan kualitas setara ban baru.
BACA JUGA:Inilah Alasan Mengapa Astra Daihatsu Ayla Layak Jadi Mobil Pertama Anda
BACA JUGA:Daihatsu Terus Berinovasi dengan Teknologi DNGA untuk Kendaraan Berkualitas di Indonesia
Daya cengkeram ban vulkanisir cenderung lebih rendah, terutama saat digunakan pada kecepatan tinggi.
Kondisi ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kendaraan menjadi tidak stabil, meningkatkan risiko kecelakaan.
2. Ban Rentan Pecah
Daya tahan ban vulkanisir hanya sekitar 60% hingga 70% dibandingkan ban asli. Hal ini karena ban vulkanisir pada dasarnya merupakan ban bekas yang hanya dilapisi ulang dengan karet baru.