Musi Rawas, SUMATERAEKSPRES.ID – Ketegangan antara warga dan kawanan gajah liar di SP5 HTI Desa Trianggun Jaya, Kecamatan Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, semakin memanas.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) telah menurunkan tim khusus untuk menangani situasi ini dan mengusir gajah-gajah yang kerap mengganggu.
Yusmono, pejabat BKSDA Lahat yang menangani wilayah konservasi di Kabupaten Musi Rawas, mengungkapkan pada Senin (9/9) sekitar pukul 14.00 WIB bahwa pihaknya sangat prihatin atas insiden terbaru yang mengakibatkan kematian seorang warga.
BACA JUGA:Rahasia Dibalik Raja Monster Orochi di One Punch Man: Dari Manusia Biasa Menjadi Ancaman Mematikan
“Kami mengucapkan bela sungkawa yang mendalam kepada keluarga korban. Saat ini, tim kami telah berada di lokasi, namun laporan dari lapangan masih sulit diterima karena masalah sinyal telekomunikasi,” jelasnya.
Yusmono juga menekankan bahwa konflik ini bukanlah hal baru. “Kejadian ini telah terjadi beberapa kali di SP5 HTI.
Kami meminta masyarakat untuk waspada dan menghindari aktivitas di sore hingga malam hari, saat gajah-gajah tersebut aktif bergerak,” tambahnya.
Menurut Yusmono, wilayah HTI Muara Lakitan, khususnya di Hutan Benakat Semangus, sudah lama menjadi habitat alami bagi gajah liar.
“Gajah-gajah ini dapat bergerak hingga 30 km dalam sehari.
BACA JUGA:Mitsubishi Triton Generasi Terbaru. Telah Terjual 1.000 Unit
BACA JUGA:Tiga Bupati Berganti, Janji Terbaru Untuk Penyelesaian Jembatan Rantau Bayur Banyuasin
Kami minta masyarakat yang tinggal di jalur perlintasan gajah untuk tetap hati-hati,” imbuhnya.
BKSDA berencana untuk mengadakan pertemuan dengan seluruh pihak terkait, termasuk pemerintah setempat, perusahaan perkebunan, dan masyarakat.
“Kami akan mengadakan rembuk untuk mencari solusi bersama agar masalah ini bisa diatasi dengan baik,” kata Yusmono.