Beragam Tradisi Unik dalam Menyambut Maulid Nabi di Indonesia

Senin 09 Sep 2024 - 14:54 WIB
Reporter : Berry
Editor : Irwansyah

SUMATERAEKSPRES.ID – Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia dipenuhi dengan tradisi-tradisi unik yang mencerminkan kekayaan budaya Islam di tanah air.

Setiap daerah memiliki cara khasnya sendiri dalam merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad, yang jatuh pada 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah. Berikut adalah beberapa tradisi menarik yang diadakan di berbagai wilayah Indonesia.

Perayaan Sekaten Di Yogyakarta dan Surakarta, perayaan Maulid dikenal dengan nama Sekaten. Di Solo, acara ini diawali dengan arak-arakan gamelan menuju masjid dan dilanjutkan dengan Tumplak Wajik dan Grebeg Maulud dari tanggal 5 hingga 12 Rabiul Awal.

Selama periode ini, gamelan dimainkan tanpa henti, menandai dimulainya perayaan. Selain itu, pasar malam yang berlangsung selama sebulan turut memeriahkan suasana.

BACA JUGA:Nah, yang Hobi Traveling, Bandara SMB II Palembang Sambut Dua Rute Baru dari Super Air Jet

BACA JUGA:Aksi Damai Tuntut Kepatuhan Hukum di Kabupaten Lahat, Sekda Tegaskan Pj Bupati Patuh pada Rekomendasi

Tradisi Walima di Gorontalo Walima merupakan tradisi perayaan Maulid yang telah berlangsung sejak abad ke-17 di Gorontalo. Tradisi ini diawali dengan zikir bersama di masjid, diikuti dengan penyajian makanan khas Gorontalo seperti kolombengi dan pisangi.

Panganan tradisional ini disusun di Tolangga, sebuah usungan kayu berbentuk perahu, dan dibawa menuju masjid sebagai bagian dari perayaan.

Nyiram Gong di Cirebon Keraton Kanoman di Cirebon, Jawa Barat, melaksanakan tradisi Nyiram Gong, yang merupakan ritual pembersihan gamelan sekaten.

Tradisi ini bertujuan untuk menyambut Maulid Nabi dengan cara membersihkan gong pusaka yang hanya muncul setahun sekali. Pembersihan dilakukan menggunakan air kembang, air kelapa hijau, dan batu bata merah, serta diiringi doa dan shalawat.

BACA JUGA:Elman Ingatkan Solidaritas dan Loyalitas untuk Keberhasilan Bersama

BACA JUGA:Polemik Sosial Media Diskominfo Lubuklinggau, Promosi Calon Tertentu Picu Kontroversi

Tradisi Endogan di Banyuwangi Di Banyuwangi, masyarakat melaksanakan tradisi Endogan dengan menghias telur sebagai simbol kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Telur yang dihias dengan bunga kertas ini ditancapkan di pohon pisang yang juga dihias. Hiasan tersebut kemudian diarak keliling kampung menggunakan becak dan sebagian diletakkan di masjid sambil membaca syair pujian pada Nabi Muhammad.

Baayun Maulid di Kalimantan Selatan Masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan merayakan Maulid dengan tradisi Baayun Maulid, yaitu mengayun bayi sebagai bagian dari perayaan.

Kategori :