PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Diduga dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla), kemarin (8/9) pagi tercium bau asap yang cukup menyengat di sebagian wilayah Palembang. Namun tak berlangsung lama.
Seiring suhu yang makin menghangat, bau asap makin berkurang dan hilang. Dari pengukuran indeks kualitas udara (AQI) udara di kota pempek versi IQAir pukul 07.00 WIB kemarin mencapai 132. Masuk kategori tidak sehat untuk kelompok sensitif.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palembang, Ahmad Mustain mengatasi, terkait kebakaran lahan yang terjadi di kota Palembang beberapa hari terakhir belum berdampak signifikan pada tingkat Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU).
Pihaknya lakukan pengukuran konsentrasi udara nyata ambien partikulat (PM 2.5). Lokasinya di stasiun Palembang Bukit Kecil yang berlokasi di Jl POM IX Taman Simpang 5 DPRD Sumsel. Berdasarkan laporan dari hasil pengukuran 24 jam terakhir, ISPU masih di angka 53. Masuk kategori sedang.
BACA JUGA:BPBD Sumsel Gelar Rakor Cegah dan Mitigasi Karhutla
BACA JUGA:7 Daerah Menonjol Karhutla, Terdata 2.600 Hotspot di Sumsel, Oktober Baru Awal Musim Hujan
"Begitu pun untuk hasil pengukuran pada Minggu, 8 September 2024 pukul 09.00 WIB, ISPU berada di angka 59 atau level sedang," jelasnya, kemarin. Konsentrasi PM 2.5 di angka 59, artinya tingkat kualitas udara masih dapat diterima pada kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan.
Merujuk pada scale due to norm berdasarkan Peraturan Menteri LHKP RI P.14/MENLHK/SETJEN/KUM-1/7/2020, ISPU pada rentang 0-50 kategori baik (warna hijau). Untuk rentang 51-100 kategori sedang moderate (warna biru).
Jika angkanya 101-200 masuk kategori tidak sehat (warna kuning). ISPU rentang 201-300 kategori sangat tidak sehat (warna merah), dan jika lebih dari 300 artinya sudah berbahaya (warna hitam).