Walaupun tampak menarik, penggadaian sertifikasi guru ini juga menimbulkan pertanyaan. Beberapa pihak mempertanyakan apakah sertifikasi yang merupakan hak untuk mendapatkan tunjangan dapat dijadikan jaminan untuk pinjaman.
Selain itu, ada kekhawatiran bahwa guru-guru yang tergiur dengan plafon besar dan bunga rendah akan terjerat utang yang sulit dilunasi.
Di sisi lain, banyak guru yang memandang pinjaman ini sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan mendesak. Tunjangan sertifikasi yang diterima setiap bulan atau triwulan dianggap cukup untuk menutupi angsuran pinjaman, sehingga mereka merasa tidak terlalu terbebani.
Sebelum memutuskan untuk mengajukan kredit dengan jaminan sertifikasi, para guru harus mempertimbangkan risiko dan kemampuan mereka untuk melunasi pinjaman.
Jangan sampai tunjangan yang seharusnya digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan malah habis untuk membayar angsuran.