Sementara, NS (12) dan MZ(13) merupakan dua pelajar SMP di satu sekolah. Keduanya juga memiliki catatan sebagai pelajar yang tidak banyak ulah di sekolah. "Terkait kasusnya, sudah kami laporkan ke Dinas Pendidikan sebagai induk kami," ujar sang Kepsek, enggan disebutkan namanya.
BACA JUGA:Misteri 2 Pria Penjemput Siswi SMP yang Terbunuh di TPU Talang Kerikil, Diduga Kenalan di Facebook
MZ duduk di kelas VIII, sedangkan NS kelas VII. "Anak-anak itu sekolah terus, anak itu bagus, absennya bagus, kelakuannya bagus. Terus terang, kami (pihak sekolah) bae shock nian. Apalagi ketemu orang tuanya yang kuli bangunan, sampai mau pingsan nemui kami,” imbuhnya.
Seandainya dalam masalah hukum kedua muridnya itu terbukti bersalah, tentunya ada sekolah filial untuk tetap dapat melanjutkan pendidikannya. “Intinya kami akan support orang tuanya dalam menghadapi musibah ini. Kalau IS (16), bukan siswa kami," tukasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, AA (13), siswi kelas VIII SMP Tri Budi Mulya Palembang, ditemukan tewas di areal TPU Talang Kerikil, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Sukarami, Palembang, Minggu sore, 1 September 2024.
Dari hidungnya terdapat darah dan buih. Mengenakan setelah baju olahraga, celananya kondisi turun. Sempat heboh dan viral, dari hasil autopsi diketahui korban tewas akibat kehabisan oksigen berat dan mengalami kekerasan seksual atau diperkosa.
Dalam 2 hari, tim gabungan Subdit 3/Jatanras Polda Sumsel, Satreskrim Polrestabes Palembang dan Unit Reskrim Polsek Sukarami, berhasil mengungkap kasus yang menghebohkan itu.
Keempat tersangka yang ditangkap masih berstatus pelajar. Yakni, MZ (13), NS (12), AS (12), dan IS (16). IS sebagai otak pembunuhan disertai kekerasan seksual ini mengaku sakit hati karena cintanya belum diterima korban.
"Tersangka IS sempat datang yasinan ke rumah korban. Dan 3 tersangka lainnya sempat menonton keramaian warga, saat jenazah korban pertama kali ditemukan," beber Dirreskrimum Polda Sumsel Kombes Pol M Anwar Reksowidjojo SIK, dalam konferensi pers di Mapolrestabes Palembang, Rabu malam (4/9).
Setelah polisi datang, ketiga tersangka MZ, NS, dan AS, baru kabur. "Keempat tersangka ini masih anak bawah umur, semuanya masih sekolah," ungkap Anwar, didampingi Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihhartono SIK MH.
Lanjut Anwar, korban AA dibunuh terlebih dahulu, di areal TPU Talang Kerikil belakang Krematorium Sempurna. "Di TKP pertama itu, korban diperdaya, lalu dibuat tidak berdaya," jelasnya.
Lalu korban yang sudah tewas, dibopong keempat tersangka ke TKP 2 sebagai lokasi pembuangan mayat korban. "Di TKP kedua, korban diperdaya lagi (digilir) oleh keempat tersangka," terang Anwar.
Dalam konferensi pers tadi malam, keempat tersangka tidak dihadirkan. Hanya digelar berbagai barang bukti, dari perkara yang menghebohkan warga Kota Palembang belakangan ini.
Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Dr Harryo Sugihhartono SIK MH mengatakan, dari keempat tersangka, hanya IS yang dilakukan penahanan. Sementara ketiga tersangka MZ, NS, dan AS, dilakukan rehabilitasi di sebuah tempat rehabilitasi milik Dinas Sosial.
"Karena ada pengajuan dari pihak keluarga ketiga anak berhadapan hukum tersebut," terangnya. Selain UU Sistem Peradilan Pidana Anak, juga mengatur demikian terkait penahanan terhadap anak berhadapan dengan hukum (ABH).