Proses pemakaman sempat diwarnai kondisi liang makam yang kekecilan. Sehingga jenazah yang sempat diturunkan terpaksa diangkat kembali ke atas. Melihat itu, sejumlah kerabat dibantu penggali kubur berjibaku memperbesar liang lahat.
Terpisah, aparat kepolisian kemarin melakukan olah TKP. Melibatkan tim gabungan Polda Sumsel dan Polrestabes Palembang dipimpin Kasatreskrim Polrestabes Palembang, AKBP Yunar PH Sirait SIK MH. Lokasi ditemukannya korban dipasangi garis polisi (police line).
"Kami telah membentuk tim gabungan guna mengusut kasus ini melibatkan tim Jatanras Polda Sumsel dan Satreskrim Polrestabes Palembang," sebut Dirreskrimum Polda Sumsel, Kombes Pol M Anwar Reksowidjojo SH SIk didampingi Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Dr Harryo Sugihartono SIK MH.
Sebelumnya, dokter forensik RS Bhayangkara M Hasan Palembang, dr Indra Nasution SpF mengatakan, waktu kematian korban di bawah 6 jam. “Untuk busa di hidung, akibat kekurangan oksigen berat. Begitu dilihat dalamnya, lebih jelas lagi,” jelasnya.
Dari visum luar ditemukan ada bekas kekerasan di leher, memar di dagu/pipi kanan, bibir pecah. "Tapi penyebab kematiannya akibat kekurangan oksigen," tegasnya. Pihaknya juga sudah lakukan vagina swab dan rectal swab. "Ada lah, bukan untuk konsumsi publik. Nanti penyidiklah," elaknya, saat ditanyakan soal kekerasan alat vital korban.
"Sudah kami ambil (sampel cairan), kirim PA (patologi anatomi), untuk diperiksa," tambah dr Indra. Kemudian, dia menyebut ada kuku korban yang patah. Tanda perlawanan korban mencakar pelaku? "Bisa jadi," pungkasnya. (*)