SUMATERAEKSPRES,ID - Berapa banyak orang sibuk mencari dan mengumpulkan harta atau simpanan semu yang tidak bisa dibawa mati.
Sesungguhnya harta simpanan yang terbaik, yang Rasulullah saw sampaikan kepada kita semua adalah tiga perkara, sebagaimana Al-Imam Al-Baihaqi :
أَفْضَلُهُ لِسَانٌ ذَاكِرٌ وَقَلْبٌ شَاكِرٌ وَزَوْجَةٌ مُؤْمِنَةٌ تُعِينُهُ عَلَى إِيمَانِهِ
“Harta terbaik adalah lisan yang berdzikir, hati yang bersyukur dan istri mu’minah yang membantu keimanannya (suami).” (HR. Tirmidzi).
BACA JUGA:Kumpulan Doa untuk Kebahagiaan Rumah Tangga
BACA JUGA:My Gym Promo Member Rp150 Ribu, Olahraga Rutin Pacu Hormon Kebahagiaan
Dan dalam riwayat yang lain, Rasulullah saw bersabda:
لِيَتَّخِذْ أَحَدُكُمْ قَلْبًا شَاكِرًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَزَوْجَةً مُؤْمِنَةً تُعِينُ أَحَدَكُمْ عَلَى أَمْرِ الْآخِرَةِ
“Hendaknya salah seorang dari kalian mengambil harta simpanan berupa hati yang bersyukur, lisan yang berdzikir dan isteri mukminah yang menolong salah seorang dari kalian dalam urusan akhiratnya.” (HR. Ibnu Majah)
Lisan yang selalu berzikir kepada Allah swt
BACA JUGA:Target Jadi Icon Pariwisata Seni Budaya, Bawa Semangat Keharmonisan dan Kebahagiaan
BACA JUGA:Berbagi Kebahagiaan Bersama 81 Anak Yatim di Palembang
Ketika lisan selalu berdzikir, disaat itulah Allah akan senantiasa mengingat dia. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ ﴿١٥٢﴾
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqarah[2]: 152).
BACA JUGA:BSI Tebar Kebahagiaan Idul Adha, Salurkan 9.390 Hewan Kurban ke Seluruh Indonesia
BACA JUGA:Berbagi Kebahagiaan, Kejari Muara Enim Bagikan Daging Kurban Untuk Masyarakat
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dalam hadits qudsi:
يقُولُ اللَّه تَعالى: أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، وَأَنَا مَعهُ إِذَا ذَكَرَني، فَإن ذَكرَني في نَفْسهِ، ذَكَرْتُهُ في نَفسي، وإنْ ذَكَرَني في ملإٍ، ذكَرتُهُ في ملإٍ خَيْرٍ منْهُمْ
“Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku.
Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih).
BACA JUGA:Epson Menyemarakkan Idul Adha dengan Kegiatan CSR Berbagi Kebahagiaan
BACA JUGA:Gelombang Kebahagiaan Real Madrid, Mbappe Gabung!
Lisan yang senantiasa berdzikir kepada Allah menjadikan seorang hamba akan senantiasa diingat oleh Allah.
Apabila Allah mengingat seorang hamba, tentunya Allah akan berikan kepada dia berbagai macam karunia dan rahmatNya, diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala inayah dan taufiqNya.
Lisan yang senantiasa berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, hatinya pun akan terjaga daripada godaan setan.
Karena disebutkan dalam hadits riwayat Imam Ahmad, bahwasannya berdzikir itu bagaikan benteng yang kokoh, yang membentengi seorang daripada musuhnya. Sementara musuh kita adalah setan.
BACA JUGA:Wonderful Ramadan, BNI Berbagi Kebahagiaan di Malam Nuzulul Quran
Lisan yang senantiasa berdzikir kepada Allah swt, hatinya senantiasa bening dan diberikan oleh Allah swt kekuatan untuk menjalankan syariat-Nya.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits, ada seorang laki-laki berkata:
يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّ شَرَائِعَ الْإسْلَامِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَيَّ ، فَأَنْبِئْنِيْ مِنْهَا بِشَيْءٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ ؟ قَالَ : لاَ يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat-syariat Islam sudah banyak pada kami. Beritahukanlah kepada kami sesuatu yang kami bisa berpegang teguh kepadanya ?’
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Hendaklah lidahmu senantiasa berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla” (HR. Tirmidzi)
BACA JUGA:Berbagi Kebahagiaan dengan Anak Yatim
BACA JUGA:Khitan Gratis Bantu Masyarakat, Beri Kebahagiaan Bagi Anak-Anak
Ketika orang ini mengadu kepada Rasulullah tentang syariat Islam yang banyak yang tentunya kita pun sulit untuk menghafal seluruhnya, ia minta satu kuncinya.
Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan kunci semua, yaitu lisan yang senantiasa basah dengan dzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Itu menunjukkan orang yang senantiasa lisannya basah dengan dzikir kepada Allah, Allah akan berikan kekuatan ia untuk menjalankan perintah-perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Lisan yang senantiasa berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Allah akan angkat derajatnya dan Allah akan gugurkan dosa-dosanya.
BACA JUGA:Hadirkan Kebahagiaan Madridistas
BACA JUGA:Kejati Sumsel dan IAD Sumsel Gelar Baksos dan Anjangsana: Berbagi Kebahagiaan di Palembang, Ini Harapannya!
Karena ketika seseorang mengucapkan Subhanallah, Allah tuliskan untuknya 20 derajat, Allah gugurkan darinya 20 dosa dan Allah tuliskan untuknya 20 kebaikan.
Lisan yang senantiasa berdzikir kepada Allah, Allah tanamkan untuknya pohon-pohon di surga.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya, ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Isra’ Mi’raj, Rasulullah bertemu dengan Nabi Ibrahim di langit yang ketujuh.
Lalu Nabi Ibrahim berkata kepada Rasulullah saw:
يَا مُحَمَّدُ، أَقْرِئْ أُمَّتَكَ مِنِّي السَّلاَمَ وَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ الجَنَّةَ طَيِّبَةُ التُّرْبَةِ عَذْبَةُ المَاءِ، وَأَنَّهَا قِيعَانٌ، وَأَنَّ غِرَاسَهَا سُبْحَانَ اللهِ وَالحَمْدُ للهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
“Wahai Muhammad, sampaikan salam dariku untuk umatmu. Beritahu mereka bahwa surga itu debunya harum. Airnya segar. Dan surga itu datar.
Tanamannya adalah kalimat: Subhaanallahi wal hamdu lillaahi laa ilaaha illaahu wallaahu akbar (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Allah Maha Besar).” (HR. Ahmad)
Hati Yang Bersyukur
Hati yang bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah hati yang mengakui bahwa semua nikmat yang yang ia peroleh berasal dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Hati tersebut senantiasa meyakini bahwa sekecil apapun nikmat yang ia rasakan akan ditanya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Hati tersebut kemudian berpikir bagaimana ia menggunakan nikmat-nikmat yang banyak tersebut untuk mensyukuri Allah, untuk menaati Allah.
Ketika ia diberikan oleh Allah kenikmatan, ia senantiasa berpikir, “apa jawaban saya di hadapan Allah dengan nikmat-nikmat yang saya peroleh tersebut?”
Sehingga sebelum ia menggunakan kenikmatan tersebut, hati tersebut berpikir, “apakah yang saya gunakan ini dalam kerinduan Allah atau tidak?”
Hati yang bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, hati yang senantiasa qanaah dengan yang Allah berikan kepadanya walaupun sedikit.
Ia tidak pernah merasa serakah dan rakus, ia tahu dan ia sangat yakin bahwasanya sesuatu yang Allah berikan kepadanya itu yang terbaik untuknya.
Sehingga akhirnya hatinya tidak pernah berangan-angan dan berkhayal untuk mendapatkan kehidupan dunia yang lebih banyak lagi.(*)